BIDANG 3 BEM FKG UNHAS
Readers Week bulan ini membahas mengenai empat buku, diantaranya adalah "Menjadi Wanita Kekasih Allah", "Blink: Kemampuan Berpikir tanpa Berpikir", "Bicara itu Ada Seninya", dan "Seni Mempertawakan Beban Hidup". Kegiatan ini menghadirkan diskusi yang interaktif dan membuka wawasan baru mengenai setiap bukunya.
Readers Week ini dilakukan dengan para peminjam buku membagikan perspektif atau pandangan mereka terhadap buku yang mereka baca. Pada "Blink: Kemampuan Berpikir tanpa Berpikir", disebutkan mengenal potensi manusia dalam mengambil keputusan berdasarkan intuisinya. Lalu, pada buku "Bicara itu Ada Seninya" membahas mengenai pentingnya meningkatkan keterampilan dalam berbicara. Pada buku "Menjadi Wanita Kekasih Allah membahas kodrat dan kemulisan wanita menurut Al-Qur'an dan Hadits. Terakhir, pada buku "Seni Menertawakan Beban Hidup mengajarkan cara mengatasi beban hidup dengan cara yang lebih ringan, yaitu dengan humor.
Setiap buku memiliki poin-poin dan pembelajaran yang berbeda tetapi bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Dengan kegiatan ini, diharapkan agar minat membaca semakin meningkat kedepannya. Selain itu, mendorong kemampuan berpikir kritis dalam menilai buku.
DIUNGGAH PADA 12 SEPTEMBER 2025
EDISI SEPTEMBER 2025
BIDANG 1 BEM FKG UNHAS
Training of Trainer (ToT) merupakan program pelatihan bagi KM FKG UH yang telah lulus LK 2/sederajat dan diproyeksikan menjadi instruktur atau pemateri dalam proses kaderisasi. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas instruktur dan pemateri yang akan terlibat dalam rangkaian kaderisasi. ToT ini diharapkan membekali peserta dengan keahlian mentransformasikan pengetahuan yang dimiliki. pemantapan landasan epistemologis, serta kemampuan mengelola forum diskusi secara efektif dan efisien sehingga tujuan-tujuan pelatihan tercapai.
Pelaksanaan program Training of Trainer terdiri atas dua bentuk kegiatan, yaitu pemberian materi dalam kelas besar dan diskusi melalui kelas kecil.
Pada hari Rabu, 20 Agustus 2025, telah dilaksanakan rangkaian kelas besar bertempat di Ruang Premolar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin pada pukul 15.30-18.00 WITA, Kegiatan ini menghadirkan dua materi, yaitu Manajemen dan Psikologi Forum yang dibawakan oleh A. Muh Washiel Amanda, S.KG., serta Falsafah Pangaderan yang disampaikan oleh M. Zulkarnain, S.KG.
Selanjutnya, pada tanggal 21-25 Agustus 2025 dilaksanakan rangkaian kelas kecil yang kemudian ditutup dengan kegiatan pleno, bertempat di Sekretariat BEM FKG UH.
Melalui kegiatan ini, diharapkan kapasitas instruktur dan pemateri dalam rangkaian kaderisasi dapat meningkat, dengan bekal teori serta teknik yang efektif dan splikatif.
DIUNGGAH PADA 12 SEPTEMBER 2025
EDISI SEPTEMBER 2025
BIDANG 1 BEM FKG UNHAS
Workshop Penulisan Karya Tulis Ilmiah merupakan program yang diselenggarakan oleh BEM FKG Universitas Hasanuddin sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kompetensi akademik mahasiswa dalam bidang penulisan ilmiah. Kegiatan ini menjadi wadah pengembangan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan analitis, sejalan dengan peran perguruan tinggi dalam melaksanakan Tridharma.
Workshop ini dirancang untuk memberikan pemahaman komprehensif mengenai prinsip dasar penulisan karya ilmiah, mulai dari penyusunan argumentasi logis, penggunaan metodologi penelitian yang tepat, hingga penerapan kaidah penulisan sesuai standar akademik. Melalui kegiatan ini, peserta dapat membangun kepercayaan diri dalam menghadapi berbagai tugas akademik seperti makalah, laporan penelitian, hingga skripsi.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Minggu, 31 Agustus 2025 bertempat di Ruang Molar FKG Unhas dengan penuh antusiasme. Melalui workshop ini, diharapkan Keluarga Mahasiswa FKG UH mampu menghasilkan karya tulis yang berkualitas serta memperluas peluang berpartisipasi dalam kompetisi ilmiah di tingkat regional, nasional, maupun internasional.
DIUNGGAH PADA 12 SEPTEMBER 2025
EDISI SEPTEMBER 2025
BIDANG 3 BEM FKG UNHAS
Mental Insight and Dialogue (MIND) 2025 merupakan rangkaian talkshow dan workshop art therapy yang dirancang sebagai ruang aman bagi Keluarga Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu peserta mengenali, memahami, serta merespons sisi emosional diri secara sehat.
Melalui pendekatan edukatif dan ekspresif, MIND 2025 mendorong peserta untuk lebih terbuka terhadap perasaan yang selama ini mungkin terabaikan atau sulit diungkapkan secara verbal. Diharapkan, sikap peduli terhadap kesehatan mental dan kemampuan mengelola emosi yang diperoleh dari kegiatan ini dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari maupun perjalanan akademik mahasiswa.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Minggu, 24 Agustus 2025 bertempat di Ruang Molar FKG Unhas dengan penuh antusiasme dan semangat kebersamaan.
DIUNGGAH PADA 12 SEPTEMBER 2025
EDISI SEPTEMBER 2025
Penulis: Ikbal Muarif - Sekretaris Umum BEM FKG UH
Sejak lama, mahasiswa dikenal sebagai kelompok intelektual yang memiliki daya kritis tinggi dan posisi strategis dalam mendorong perubahan sosial. Mereka tidak hanya menjalankan peran akademik di ruang kelas, tetapi juga mengemban tanggung jawab sosial untuk merespons problematika masyarakat. Dalam sejarah Indonesia, gerakan mahasiswa telah berkali-kali menjadi penggerak reformasi sosial dan politik. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa tidak bisa dipandang sebagai entitas pasif, melainkan subjek aktif yang menentukan arah bangsa. Kemampuan mereka dalam menyerap pengetahuan sekaligus mengartikulasikan aspirasi menjadikan mahasiswa sebagai salah satu pilar demokrasi. Peran tersebut bukanlah sekadar romantisme sejarah, melainkan kenyataan yang terus berlangsung hingga kini. Oleh karena itu, pembahasan tentang mahasiswa sebagai katalisator sosial masih sangat relevan dalam konteks saat ini.
Konsep katalisator sosial yang disematkan pada mahasiswa berarti bahwa mereka memiliki kapasitas untuk mempercepat terjadinya perubahan dalam masyarakat tanpa harus mendominasi atau menguasai. Seperti katalis dalam reaksi kimia, kehadiran mahasiswa mempercepat kesadaran kolektif melalui pemikiran kritis, inovasi, dan advokasi berbasis ilmu pengetahuan. Kampus sebagai pusat pengembangan ilmu tidak hanya melahirkan individu berkompetensi akademik, tetapi juga menumbuhkan generasi yang peka terhadap realitas sosial. Di sinilah mahasiswa memperoleh bekal teoretis dan keterampilan praktis untuk menganalisis problem yang ada. Melalui diskusi, penelitian, dan pengabdian masyarakat, mahasiswa dilatih untuk menghubungkan ilmu dengan realitas kehidupan. Dengan demikian, posisi mereka tidak hanya sekadar pembelajar, tetapi juga motor intelektual yang menggerakkan transformasi.
Peran mahasiswa sebagai katalisator sosial terlihat nyata melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang sering dilakukan baik secara individu maupun organisasi. Program-program seperti Kuliah Kerja Nyata (KKN), bakti sosial, maupun penyuluhan kesehatan menjadi wadah untuk menjembatani ilmu yang mereka pelajari dengan kebutuhan masyarakat. Kegiatan ini tidak hanya menguntungkan masyarakat yang dibantu, tetapi juga membentuk kepekaan sosial mahasiswa. Melalui interaksi langsung, mahasiswa belajar memahami kondisi struktural seperti kemiskinan, keterbatasan pendidikan, hingga masalah kesehatan. Dari pengalaman tersebut, mereka terdorong untuk merumuskan solusi yang aplikatif dan inovatif. Proses ini menjadikan mahasiswa tidak hanya agen yang membawa ilmu, tetapi juga penghubung antara teori dan praktik di masyarakat.
Selain melalui pengabdian, mahasiswa juga berperan penting dalam memproduksi pengetahuan baru yang dapat mendorong perubahan. Penelitian dan publikasi mahasiswa, meski sering dianggap sederhana, sebenarnya menjadi kontribusi signifikan dalam menyajikan data empiris. Misalnya, penelitian kesehatan masyarakat oleh mahasiswa kedokteran gigi dapat menjadi dasar program promotif-preventif di desa. Begitu juga penelitian sosial mahasiswa humaniora yang mampu memotret dinamika kemiskinan atau konflik sosial di daerah tertentu. Semua itu menegaskan bahwa mahasiswa bukan hanya penerima ilmu, melainkan produsen gagasan yang berpotensi mengubah kebijakan publik. Keberanian mahasiswa dalam menyampaikan temuan dan pandangan kritisnya merupakan modal sosial yang sangat berharga. Dengan cara ini, kampus berfungsi sebagai laboratorium sosial untuk menghasilkan solusi konkret.
Transformasi sosial yang dibawa mahasiswa tidak jarang diwujudkan melalui gerakan advokasi dan suara kritis terhadap kebijakan. Mahasiswa seringkali tampil sebagai pihak yang mengingatkan pemerintah terhadap penyimpangan, sekaligus menawarkan alternatif solusi. Hal ini tampak dari keterlibatan mahasiswa dalam isu-isu seperti lingkungan, pendidikan, hingga kesehatan. Kehadiran mereka di ruang publik memberikan tekanan moral sekaligus legitimasi intelektual bagi agenda perubahan. Fungsi advokatif ini merupakan manifestasi dari peran moral mahasiswa sebagai penjaga nurani bangsa. Di tengah tantangan pragmatisme politik, mahasiswa diharapkan tetap konsisten memegang idealisme. Dengan sikap kritis, mahasiswa berperan mendorong transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan negara.
Namun demikian, peran mahasiswa sebagai katalisator sosial tidak lepas dari tantangan yang cukup besar. Arus digitalisasi yang masif seringkali membuat mahasiswa terjebak dalam informasi instan yang kurang mendalam. Di sisi lain, tekanan akademik juga berpotensi mengurangi partisipasi mahasiswa dalam isu sosial. Tidak jarang mahasiswa dianggap kehilangan daya kritis karena lebih sibuk mengejar prestasi akademik formal. Tantangan lainnya adalah kecenderungan apatisme yang tumbuh di sebagian kalangan mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa upaya membangun kesadaran kritis harus dilakukan secara terus menerus. Kampus, organisasi mahasiswa, dan masyarakat perlu bersinergi untuk menjaga idealisme tersebut tetap hidup.
Katalisator sosial juga berarti mahasiswa berperan mempercepat integrasi nilai-nilai baru ke dalam masyarakat. Dalam era globalisasi, mahasiswa membawa wacana keadilan sosial, kesetaraan gender, hak asasi manusia, serta keberlanjutan lingkungan ke ruang-ruang diskusi publik. Melalui media sosial, mahasiswa kini memiliki ruang lebih luas untuk menyuarakan pandangan dan mengorganisir gerakan. Peran digital activism ini memperlihatkan bagaimana mahasiswa dapat memanfaatkan teknologi untuk memperkuat advokasi. Meski demikian, peran digital ini tetap perlu diimbangi dengan keterlibatan nyata di lapangan agar tidak berhenti pada wacana semata. Dengan kata lain, mahasiswa harus mampu menjembatani dunia maya dengan realitas sosial masyarakat. Perpaduan antara aktivisme digital dan aksi nyata menjadi kunci efektivitas peran katalisator sosial.
Mahasiswa merupakan katalisator yang mempercepat proses transformasi sosial dengan cara menghubungkan ilmu pengetahuan dengan realitas masyarakat. Peran ini tercermin dalam pengabdian, penelitian, advokasi, serta aktivisme yang mereka lakukan. Meski menghadapi tantangan globalisasi dan arus pragmatisme, mahasiswa tetap memegang posisi strategis sebagai kekuatan moral dan intelektual bangsa. Untuk itu, mahasiswa perlu terus memperkuat kapasitas akademik sekaligus memperdalam kepekaan sosial. Dukungan dari institusi pendidikan tinggi, organisasi, dan kebijakan publik juga sangat dibutuhkan agar mahasiswa dapat berperan optimal. Dengan demikian, mahasiswa benar-benar hadir sebagai katalisator transformasi sosial yang menghubungkan kampus dengan masyarakat. Peran ini tidak hanya penting untuk sekarang, tetapi juga menjadi fondasi bagi pembangunan bangsa di masa depan.
Referensi :
Nurhalimah E, Mulyani A. Mahasiswa sebagai agen perubahan: Analisis peran dan tantangan di era modern. Maslahah [Internet]. 2022 Oct 15 [cited 2025 Aug 26];3(2):45-9. Available from: https://jurnal.padhaku.ac.id/index.php/maslahah/article/view/251
Muna C. Eksistensi peran mahasiswa dalam pengabdian masyarakat. Eastasouth J Impactive Community Serv. 2022;1(01):32-50.
Al Ikhsan SH, Irfan M, Janah M. Pemberdayaan masyarakat desa melalui metode kerjasama dengan akademisi program kuliah kerja nyata. Abdi Dosen: J Pengabdi Pada Masyarakat. 2019;3(4):348-57.
Hijran M, Oktariani D, Rahmani Z. Peran mahasiswa sebagai generasi muda dalam menghadapi era Society 5.0. J Kewarganegaraan. 2022;6(4):6763-74.
DIUNGGAH PADA 5 SEPTEMBER 2025
EDISI SEPTEMBER 2025
BIDANG 3 BEM FKG UH
Bedah Buku Kecil edisi kali ini menghadirkan pembahasan buku “Kewirausahaan: Bertindak Kreatif dan Inovatif”. Buku ini bukan sekadar panduan berdagang, tetapi ajakan untuk memahami bahwa wirausaha adalah proses mencipta, berinovasi, sekaligus berani mengambil risiko demi memberi nilai tambah bagi banyak orang.
Di dalamnya, kita menemukan enam hakikat kewirausahaan, nilai, kemampuan mencipta, proses kreatif dan inovatif, peluang, nilai tambah, serta keberanian menghadapi risiko, yang menjadi fondasi seorang wirausaha sejati. Tidak hanya itu, buku ini juga membahas kompetensi penting yang harus dimiliki, mulai dari managerial skill, conceptual skill, decision making skill, hingga time management skill yang disajikan sebagai bekal nyata dalam menjalankan usaha.
Lewat pembahasan ini, kita semakin paham bahwa wirausaha bukan sekadar mencari keuntungan, melainkan menggerakkan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan menghadirkan solusi bagi masyarakat. Melalui kegiatan Bedah Buku Kecil ini, kita belajar bahwa wirausaha sejati adalah mereka yang berpikir kritis, berinovasi, menjaga etika, dan tetap teguh pada nilai-nilai yang diyakini, sekaligus menumbuhkan keberanian untuk mengambil langkah nyata dalam berkarya dan berkontribusi.
DIUNGGAH PADA 4 SEPTEMBER 2025
EDISI SEPTEMBER 2025
BIDANG 1 BEM FKG UH
Pada Rabu, 27 Agustus 2025, BEM Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin menyelenggarakan Kajian Islam Rutin bersama Ustadz Muhammad Habibullah, S.Si. bertempat di Masjid Al-Aafiah FKG UH. Mengangkat tema “Merantau sebagai perjalanan mencari ilmu, menjaga kesehatan mental, dan memperkuat iman” dengan judul “Belajar Mandiri, Sehat Mental, dan Tegar dengan Iman di Tempat Rantau,” kajian ini menghadirkan refleksi mendalam tentang kehidupan mahasiswa perantau.
Dalam penyampaiannya, pemateri menegaskan bahwa merantau bukan hanya soal menimba ilmu, tetapi juga melatih kemandirian, keteguhan hati, dan kesehatan jiwa. Tantangan terbesar bukan semata akademik, melainkan juga tekanan mental dan spiritual yang sering dialami mahasiswa jauh dari keluarga. Di sinilah iman menjadi sandaran utama, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ: “Akan datang suatu masa pada manusia, orang yang sabar dalam berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api” (HR. at-Tirmidzi).
Kegiatan ini berlangsung khidmat dengan semangat diskusi yang hangat antara peserta dan pemateri. Interaksi tersebut memperkaya pemahaman dan meninggalkan pesan mendalam bahwa merantau sejatinya adalah perjalanan melatih diri untuk mandiri, menjaga kesehatan mental, serta tetap tegar dengan iman sebagai pegangan hidup seorang muslim.
DIUNGGAH PADA 4 SEPTEMBER 2025
EDISI SEPTEMBER 2025
BIDANG 2 BEM FKG UH
Makassar, Publik kembali digegerkan setelah muncul video anggota DPR yang terlihat berjoget dalam sebuah acara, sementara rakyat masih berjuang menghadapi kenaikan harga kebutuhan pokok dan tingkat pengangguran yang tinggi. Isu gaya hidup mewah para pejabat publik pun kembali menjadi sorotan, khususnya terkait gaji dan tunjangan fantastis anggota DPR. Berdasarkan laporan resmi, gaji pokok anggota DPR sebesar Rp4,2 juta per bulan, Ketua DPR menerima Rp5,04 juta, dan Wakil Ketua sekitar Rp4,62 juta. Di luar gaji pokok, mereka juga memperoleh tunjangan jabatan, tunjangan kesejahteraan, tunjangan transportasi, biaya telepon, serta berbagai fasilitas lain, sehingga total penghasilan bisa menembus Rp70–100 juta per bulan.
Angka ini sangat kontras bila dibandingkan dengan rata-rata upah minimum (UMR/UMP) tahun 2025, di mana tertinggi mencapai Rp5,6 juta di Bekasi dan Rp5,4 juta di DKI Jakarta, sementara mayoritas pekerja masih menerima penghasilan sekitar Rp3 juta per bulan. Ketimpangan makin nyata ketika melihat data pengangguran; hingga Februari 2025, jumlah pengangguran terbuka mencapai 7,28 juta orang atau 4,76 persen dari total angkatan kerja. Dengan ilustrasi sederhana, gaji seorang anggota DPR dapat menutupi kebutuhan hidup setara UMP bagi belasan orang pengangguran, memperjelas jurang sosial-ekonomi yang memisahkan wakil rakyat dari masyarakat yang mereka wakili.
Situasi ini menimbulkan pertanyaan mendasar: apakah besaran gaji dan fasilitas yang diterima anggota DPR sebanding dengan tanggung jawab legislatif dan pengawasan anggaran yang mereka emban? Bagi sebagian pihak, penghasilan tinggi dianggap wajar mengingat tanggung jawab legislatif yang mereka pikul. Namun, bagi rakyat yang hidup pas-pasan, kesenjangan ini menimbulkan luka sosial yang nyata, apalagi ketika kinerja DPR kerap dipertanyakan terkait absensi, perjalanan dinas, dan kebijakan yang dinilai jauh dari kepentingan rakyat.
Kritik publik tidak boleh berhenti hanya pada kemarahan sesaat. Evaluasi sistem penghasilan dan fasilitas pejabat publik menjadi penting agar kesejahteraan wakil rakyat tidak terlalu jauh berbeda dengan kondisi rakyat. Dengan langkah ini, DPR diharapkan dapat lebih memahami realitas masyarakat dan menghasilkan kebijakan yang benar-benar berpihak pada kepentingan rakyat.
Referensi:
Suara.com. Amarah Netizen Lihat Anggota DPR Joget Berjamaah, Rakyatnya Kejang Pejabat Goyang [Internet]. Jakarta: Suara.com; 2025 Aug 16 [cited 2025 Aug 26]. Available from: https://www.suara.com/news/2025/08/16/201717/amarah-netizen-lihat-anggota-dpr-joget-berjamaah-rakyatnya-kejang-pejabat goyang?utm
Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia. Kumpulan Data Ketenagakerjaan [Internet]. Jakarta: Kemenaker; 2025 [cited 2025 Aug 26]. Available from: https://satudata.kemnaker.go.id/data/kumpulandata/2252?utm
Tempo.co. Rincian Satuan Gaji dan Tunjangan Anggota DPR: Berapa Biaya Telepon Mereka? [Internet]. Jakarta: Tempo.co; 2025 [cited 2025 Aug 26]. Available from: https://www.tempo.co/politik/rincian-satuan-gaji-dan-tunjangan-anggota-dpr-berapa-biaya-telepon-mereka--2061776
Badan Pusat Statistik (BPS). Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sebesar 4,76 Persen, Rata-rata Upah Buruh Sebesar 3,09 Juta Rupiah [Internet]. Jakarta: BPS; 2025 May 5 [cited 2025 Aug 26]. Available from: https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2025/05/05/2432/tingkat-pengangguran-terbuka--tpt--sebesar-4-76-persen--rata-rata-upah-buruh-sebesar-3-09-juta-rupiah-.html
DIUNGGAH PADA 27 AGUSTUS 2025
EDISI AGUSTUS 2025
Penulis : Siti Gheriya Suraya (KM FKG UH Angkatan 2024)
Makassar, 18 Juli 2025 - Selama ini, banyak orang termasuk mahasiswa kedokteran gigi sendiri beranggapan bahwa menjadi dokter gigi yang andal berarti harus piawai dalam tindakan klinis, contohnya tambalan yang harus presisi, pencabutan yang harus minim trauma, atau ketika melakukan prosedur anestesi harus cepat dan tepat. Tak salah memang, karena keterampilan teknis merupakan komponen utama dalam dunia klinik. Namun, realitas dunia praktik menunjukkan bahwa ketangkasan tangan saja belum cukup untuk membentuk seorang dokter gigi. Dalam keseharian praktik, interaksi seorang dokter gigi tidak hanya terbatas pada instrumen dan struktur rongga mulut, melainkan juga melibatkan dinamika sosial, psikologis, dan sistem kesehatan kompleks.
Hal inilah yang membuat keterampilan nonteknis atau soft skills menjadi aspek yang tak kalah penting. Di balik sebuah tindakan klinis yang tampak sederhana, kemampuan berkomunikasi menjadi kunci. Seorang dokter gigi perlu menjelaskan prosedur dengan bahasa yang mudah dipahami, menenangkan kecemasan pasien, serta membangun kepercayaan selama proses perawatan berlangsung. Komunikasi yang efektif terbukti mampu meningkatkan kepuasan pasien dan memperkecil potensi konflik akibat kesalahpahaman. Lebih dari itu, komunikasi terapeutik yang baik juga berdampak pada hasil perawatan yang lebih optimal. Selain komunikasi, tantangan lain dalam praktik kedokteran gigi adalah pentingnya kerja sama antarprofesi. Seorang dokter gigi tidak bekerja seorang diri. Ia akan terus bersinggungan dengan perawat gigi, teknisi laboratorium, staf administrasi, bahkan dokter spesialis lainnya. Mahasiswa FKG perlu memahami bahwa kolaborasi lintas profesi bukan sekadar koordinasi teknis, melainkan upaya menyatukan keahlian demi hasil perawatan yang terintegrasi dan aman. Minimnya kemampuan kerja sama dalam tim dapat berujung pada kesalahan prosedur atau keterlambatan pelayanan, dua hal ini yang kemudian berpotensi membahayakan pasien. Dalam kenyataannya, praktik kedokteran gigi sering membawa dokter pada situasi yang membingungkan, seperti ketika harus memilih antara kepentingan medis dan kondisi sosial pasien. Mahasiswa kedokteran gigi sejak dini perlu dibekali dengan prinsip-prinsip dasar etika medis seperti otonomi, keadilan, serta prinsip tidak membahayakan. Dalam kondisi nyata, bisa saja dokter dihadapkan pada situasi ketika pasien menolak tindakan yang sebetulnya dibutuhkan, atau ketika keterbatasan ekonomi memengaruhi pilihan perawatan. Dalam kondisi tersebut, profesionalisme dan kepekaan moral menjadi fondasi dalam mengambil keputusan yang tepat, bukan hanya dari sisi klinis, tetapi juga dari sisi kemanusiaan.
Seiring pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi di bidang kedokteran gigi, kemampuan untuk terus belajar juga menjadi keharusan. Seorang mahasiswa FKG yang hanya bergantung pada ilmu yang diperoleh di bangku kuliah berisiko tertinggal dari perkembangan ilmu praktik yang terus berubah. Dengan kemajuan seperti teknik digital imaging, CAD/CAM restorasi, hingga penggunaan biomaterial baru, inilah yang kemudian membuat sikap pembelajar sepanjang hayat diperlukan. Komitmen untuk mengikuti seminar penelitian, membaca jurnal ilmiah, dan memperbarui pengetahuan merupakan bentuk tanggung jawab terhadap pasien dan profesi itu sendiri.
Memahami pentingnya soft skills saja tentu belum cukup. Mahasiswa perlu ruang dan kesempatan untuk mengasah keterampilan ini sejak dini. Kegiatan organisasi, komunitas, maupun program pengabdian masyarakat menjadi sarana pembelajaran yang efektif dalam melatih kemampuan komunikasi, kerja tim, dan kepemimpinan secara langsung. Mengikuti pelatihan non-klinis seperti etika medis, public speaking, atau manajemen waktu dapat memperkaya perspektif interpersonal. Simulasi kasus, refleksi diri setelah praktik, dan pengalaman dalam interprofessional education (IPE) juga berperan besar dalam membentuk etika sosial mahasiswa. Dengan menjadikan soft skills sebagai bagian krusial dari proses pembelajaran, mahasiswa FKG tidak hanya akan menjadi operator klinis yang kompeten, tetapi juga dokter gigi yang mampu membangun kepercayaan, kolaborasi, dan kepemimpinan yang berdampak di masyarakat. Pada akhirnya, keterampilan teknis dan soft skills bukan dua hal yang harus dipertentangkan, melainkan dua sisi yang saling melengkapi dalam membentuk profesional kesehatan yang utuh, berintegritas, dan berorientasi pada kemanusiaan.
Referensi :
1. Yazid MN, Siregar S, Wulansari R, Widoretno S, Nurjannah I, Roslina R. Readiness of interprofessional education on maternal health of medical and dental students: A mixedmethods study. J Educ Health Promot. 2023;12:326. doi:10.4103/jehp.jehp_1102_22
2. Kodali MVRM, Kodali US, Gadicherla S, Smriti K, Singh A, Khurshid Z. The Role of Soft Skills in Dental Education: Challenges and Importance. Eur J Dent. 2025;19(3):851859. doi:10.1055/s-0044-1791938.
3. Alzahrani SB, Alzahrani AS, Alzahrani AA. Integration of soft skills into dental curriculum: the necessity of holistic competence. J Contemp Dent Pract. 2021;22(5):540546. doi:10.5005/jp-journals-10024-3091.
DIUNGGAH PADA 29 JULI 2025
EDISI JULI 2025
BIDANG 1 BEM FKG UH
Pada hari Selasa, 22 Juli 2025, BEM FKG Universitas Hasanuddin kembali melaksanakan Kajian Islam Rutin yang kedua dengan sistem hybrid (luring di Masjid Al-Aafiyah FKG UH dan daring melalui Zoom Meeting). Kajian kali ini mengangkat tema "Belajar Ikhlas dan Sabar di Tengah Target, Tugas, dan Tekanan" dengan judul “Kalem Aja, Allah Lagi Atur”, dibawakan oleh Ustadz Alkarim, S.Stat. Pemateri mengulas tentang pentingnya memahami konsep ikhlas dan sabar bukan sebagai bentuk pasrah, tetapi sebagai sikap aktif dalam menghadapi tekanan hidup. Peserta diajak untuk mengubah pola pikir (nahdhah fikriyyah) menjadi lebih Islami dengan menjadikan akidah sebagai pemimpin pemikiran (qiyadah fikriyyah), serta memahami makna qadha dan qadar agar tidak mudah kecewa terhadap hasil yang tak sesuai harapan.
Dalam kajian ini, peserta juga diajak menyadari bahwa harapan yang diletakkan pada manusia akan berujung pada kekecewaan, karena sejatinya hanya Allah yang layak menjadi tempat bergantung. QS Ar-Ra’d ayat 11 menjadi penguat bahwa perubahan sejati dimulai dari dalam diri. Kegiatan ini berlangsung khidmat, disertai pre-post test, dan diwarnai semangat diskusi yang tinggi dari peserta. Kajian ini meninggalkan pesan mendalam, bahwa ketenangan hidup akan hadir jika kita yakin Allah sedang mengatur segalanya, dan bahwa sabar serta ikhlas adalah jalan keselamatan dalam menjalani kehidupan yang penuh ujian.
DIUNGGAH PADA 27 JULI 2025
EDISI JULI 2025
BIDANG 3 BEM FKG UH
Makassar, 26 Juli 2025 - Bedah Buku adalah kegiatan bulanan yang menjadi ruang untuk berdiskusi dan saling belajar bersama. Di edisi kali ini, kami membahas buku “Catatan Seorang Demonstran” karya Soe Hok Gie, sebuah catatan harian dari sosok muda yang berani bersuara dan melawan ketidakadilan di zamannya.
Buku ini membawa kita melihat bagaimana Gie memaknai hidup, perjuangan, dan kemerdekaan berpikir. Ia menulis dengan jujur, tajam, dan menyentuh. Pemaparan dari pemateri membantu menggambarkan bagaimana isi buku ini relevan dengan kondisi hari ini, sekaligus mengajak kita merenungkan pentingnya menyediakan ruang bagi suara jujur dan idealisme di tengah dunia yang makin rumit. Pemateri juga mengajak kita untuk tidak hanya membaca tentang Gie, tapi juga memahami bahwa dia adalah sosok yang jujur, kritis, dan apa adanya. Semua itu disampaikan dengan gaya bahasa yang ringan, menarik, dan gampang dimengerti.
Melalui kegiatan ini, kami semakin yakin bahwa membaca bukan hanya soal menambah wawasan, tapi juga mengasah keberanian untuk berpikir dan bertindak.
DIUNGGAH PADA 27 JULI 2025
EDISI JULI 2025
Penulis: Muh. Wildan Aulia - Ketua Umum BEM FKG UH
Perguruan tinggi hari ini dipenuhi oleh generasi yang tidak pernah mengenal dunia tanpa internet. Mahasiswa milenial dan Gen Z telah mengubah wajah pendidikan tinggi dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka adalah generasi yang tumbuh dengan smartphone di tangan, media sosial sebagai jendela dunia, dan akses informasi yang tak terbatas. Mahasiswa masa kini memiliki ciri khas yang membedakan mereka dari generasi sebelumnya. Mereka adalah multitasker sejati yang dapat mengerjakan tugas sambil mendengarkan musik, chatting dengan teman, dan scrolling media sosial secara bersamaan. Kemampuan adaptasi teknologi mereka luar biasa - aplikasi baru dipelajari dalam hitungan menit, platform pembelajaran online dikuasai dengan cepat.
Namun, di balik kemahiran teknologi tersebut, terdapat tantangan unik. Rentang perhatian yang lebih pendek membuat mereka membutuhkan variasi dalam metode pembelajaran. Mereka lebih menyukai informasi yang disajikan dalam format visual, interaktif, dan dapat diakses kapan saja. Paradoks informasi menjadi salah satu tantangan terbesar. Di satu sisi, mahasiswa memiliki akses ke perpustakaan digital yang tak terbatas. Google Scholar, jurnal online, video tutorial, dan kursus daring tersedia di ujung jari. Namun, kelimpahan informasi ini justru menciptakan kesulitan baru: bagaimana memilah informasi yang kredibel dari yang tidak, dan bagaimana menghindari jebakan prokrastinasi digital. Media sosial menjadi pedang bermata dua. Platform seperti Instagram, TikTok, dan Twitter dapat menjadi sumber inspirasi dan networking, tetapi juga dapat menjadi distraksi yang menguras waktu dan energi. FOMO (Fear of Missing Out) seringkali membuat mahasiswa sulit fokus pada prioritas akademik.
Pandemi COVID-19 mempercepat transformasi digital dalam pendidikan. Mahasiswa milenial harus beradaptasi dengan pembelajaran daring, kuliah virtual, dan ujian online. Meskipun awalnya menantang, banyak yang menemukan fleksibilitas baru dalam belajar. Konsep blended learning menjadi norma baru. Mahasiswa dapat mengakses materi kuliah kapan saja, mengulang penjelasan dosen melalui rekaman, dan berpartisipasi dalam diskusi online yang lebih inklusif. Bagi mahasiswa introvert, platform digital memberikan ruang yang lebih nyaman untuk berpartisipasi.
Generasi mahasiswa ini adalah pelopor dalam menciptakan peluang baru. Mereka tidak hanya konsumen teknologi, tetapi juga creator. Banyak mahasiswa yang memulai bisnis online, menjadi content creator, atau mengembangkan aplikasi dan startup teknologi bahkan sebelum lulus. Kemampuan networking mereka melampaui batas geografis. LinkedIn, komunitas online, dan webinar internasional membuka peluang magang dan karir yang tidak terbatas pada lingkungan lokal. Kolaborasi lintas negara dalam proyek penelitian atau startup menjadi hal yang umum.
Meskipun teknologi mendominasi, soft skills tetap menjadi kunci sukses. Kemampuan komunikasi, baik verbal maupun tertulis, menjadi lebih penting karena sebagian besar interaksi terjadi melalui platform digital. Empati dan emotional intelligence diperlukan untuk membangun koneksi yang bermakna di dunia virtual. Critical thinking menjadi skill yang krusial dalam menghadapi oversupply inforasi dan berita hoax. Mahasiswa harus dapat menganalisis, mengevaluasi, dan mensintesis informasi dari berbagai sumber dengan bijak.
Tekanan untuk selalu "online" dan produktif menciptakan tantangan kesehatan mental yang unik. Burnout tidak hanya terjadi di dunia kerja, tetapi juga di kalangan mahasiswa. Budaya hustle yang dipromosikan media sosial seringkali menciptakan ekspektasi yang tidak realistis. Mahasiswa milenial mulai lebih sadar akan pentingnya mental health dan self-care. Mereka lebih terbuka mencari bantuan psikologis dan menggunakan aplikasi meditasi atau wellness untuk menjaga keseimbangan hidup.
Referensi :
Mulyani AY. Pengembangan critical thinking dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. JPTK: Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. 2022;13(1):100–105.
Hajibabaee F, Farahani MA, Ameri Z, Salehi T, Hosseini AF. The relationship between empathy and emotional intelligence among Iranian nursing students. Iran J Med Educ. 2018;9:239.
Rahayu D, Marpaung DS, Fatimatuzzahrah, Khairunnisa, Ningrat IKP, Solihah R. Efektivitas pembelajaran dengan metode blended learning terhadap hasil belajar mahasiswa. Jurnal Kewarganegaraan. 2022;6(1):1773–81.Alzahrani SB, Alzahrani AS, Alzahrani AA. Integration of soft skills into dental curriculum: the necessity of holistic competence. J Contemp Dent Pract. 2021;22(5):540–546. doi:10.5005/jp-journals-10024-3091.
Kustandi C, Suyatna A, Priyandoko D, Kartini DS, Dewi NE. Distraksi digital: Studi korelasional antara stres akademik dengan cyberslacking. Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan. 2022;9(2):189–200.
DIUNGGAH PADA 27 JULI 2025
EDISI JULI 2025
Penulis: Indah Okta Andria (KM FKG UH ANGKATAN 2023)
Kuliah di bidang kesehatan? Materinya begitu banyak, waktunya terbatas, dan ujian datang bertubi-tubi. Tapi jangan khawatir, belajar tidak harus menyebabkan stres. Seberapa lama kamu belajar bukanlah hal yang paling utama melainkan yang penting adalah seberapa cerdas kamu mengatur pembelajaran kamu. Berikut tips-tips belajar yang mungkin dapat membantu kamu dalam menghadapi perkuliahan:
Pahami Niat, Gaya Belajar, dan Jadwal Belajar
Tentukan alasan dan tujuan untuk setiap materi agar tetap fokus. Belajar dengan cara visual, auditori, atau kinestetik. Mahasiswa auditori kesehatan misalnya dapat menggunakan podcast atau rekaman kuliah; mahasiswa kinestetik dapat menulis ulang atau praktik langsung materi. Setelah itu, buat jadwal yang teratur, seperti satu jam per hari (bisa dibagi pagi dan malam), dan tetap konsisten. Konsistensi adalah kunci keberhasilan.
Manajemen Waktu dan Perbanyak Latihan Soal
Gunakan teknik seperti Pomodoro (25 menit belajar plus 5 menit istirahat) untuk tetap fokus tanpa lelah. Selain itu, setiap kali selesai belajar lakukan evaluasi atau latihan soal secara berkala untuk menguji pemahaman dan keterampilan kamu.
Metode Pembelajaran Aktif dan Pengenalan Konsep yang Aktif
Menggunakan aplikasi flashcard atau aplikasi quiz terbukti jauh lebih efektif daripada hanya membaca catatan. Metode ini meningkatkan ingatan jangka panjang dan memudahkan penghafalan istilah klinis yang kompleks.
Diskusi Kelompok atau Membuat Study Group
Belajar bersama teman tidak hanya membantu kamu memahami materi dari berbagai sudut pandang, tetapi juga membantu kamu mengingat konsep yang rumit seperti radiologi, anatomi oral, atau prosedur klinis. Satu anggota memberikan penjelasan ulang topik kepada anggota lain melalui pemahaman aktif (recall aktif), yang meningkatkan daya ingat jangka panjang.
Semoga tips-tips ini bisa jadi bekal kecil yang berguna buat perjalanan kuliahmu. Selamat belajar dan semangat selalu, ya!
Referensi:
Vera L, Widjaja Y. The implementation of learning strategies according to learning styles and the relationship with undergraduate medical students’ academic performances. Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia. 2022 Mar;11(1):40–48. doi:10.22146/jpki.65555.
Khan T, Alzahrani FA, Abusharia MI, Kamal MN, AlZahrani AH, Alotaibi MH, Alshamrani RS, Alharthi AA, Alzahrani MS, Zubair M. The Pomodoro Technique and Its Use in Medical Education: A Narrative Review. Healthcare (Basel). 2023 Feb;11(3):375. doi:10.3390/healthcare11030375.
Hafeez A, Rafique S, Saleem S, Ahmad J, Khursheed I, Sajid T. Peer-assisted learning: Undergraduate medical students’ perception and satisfaction. J Educ Health Promot. 2022;11:317. doi:10.4103/jehp.jehp_1312_21
DIUNGGAH PADA 23 JULI 2025
EDISI JULI 2025
BIDANG 3 BEM FKG UH
Makassar, 30 Juni 2025. Bedah Buku adalah agenda rutin yang diselenggarakan setiap bulan sekali sebagai wadah diskusi literasi dan refleksi kritis bersama. Pada edisi kali ini, kami mengangkat buku “Pendidikan Kaum Tertindas” karya Paulo Freire, sebuah karya yang menggugah kesadaran akan pentingnya pendidikan sebagai alat pembebasan, bukan penindasan.
Diskusi berlangsung hangat dan penuh antusiasme. Para peserta aktif berbagi pandangan, bertanya kritis, dan merefleksikan isi buku dalam konteks pendidikan masa kini, baik di tingkat lokal maupun global. Pemateri dan penanya pun mengajak kita semua untuk tidak hanya memahami isi buku, tetapi juga menantang diri: apakah kita sudah menjadi bagian dari solusi atau justru masih berada dalam sistem yang menindas secara tidak sadar?
Melalui Bedah Buku ini, semangat untuk terus belajar, berpikir kritis, dan bergerak menjadi semakin nyata. Harapannya, kegiatan ini tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga menumbuhkan keberanian untuk membongkar ketidakadilan melalui pendidikan yang memerdekakan.
DIUNGGAH PADA 13 JULI 2025
EDISI JULI 2025
BIDANG 1 BEM FKG UH
Pada tanggal 27 Juni 2025, BEM FKG UH Periode 2025/2026 untuk pertama kalinya melaksanakan kegiatan Kajian Islam Rutin yang dilaksanakan di Masjid Al-Aafiyah FK Unhas. Kajian kali ini berjudul “Duniawi Ngebut, Giliran Akhirat Gak Boleh Macet” yang dibawakan oleh Ustadz drg. Muhammad Yudin, Sp. Perio berisi tentang bagaimana sih sebenarnya konsep produktivitas menurut pandangan Islam yang nantinya akan membuat mahasiswa dapat menyadari pentingnya menjaga ibadah di tengah aktivitas organisasi dan akademik.
Kajian ini mengangkat fenomena mahasiswa yang begitu semangat mengejar aktivitas duniawi seperti tugas menumpuk, jadwal organisasi yang padat, deadline kejar-kejaran, namun sayangnya dalam urusan akhirat sering ditunda-tunda. Salat mulai telat, dzikir dilupa, membaca kitab suci tidak dilakukan, bahkan lupa bahwa hidup ini bukan cuma tentang pencapaian akademik atau karier.
Melalui kajian ini, Mahasiswa diajak untuk menyadari bahwa keseimbangan antara dunia dan akhirat bukan sekadar slogan, tetapi merupakan jalan keselamatan untuk dapat mempersiapkan bekal dalam kehidupan akhirat. Bahwa kita bisa kok, sukses di kampus sekaligus taat di jalan Allah dengan manajemen waktu yang baik, penataan prioritas yang tepat, serta niat yang benar dalam setiap aktivitas.
DIUNGGAH PADA 13 JULI 2025
EDISI JULI 2025
BIDANG 2 BEM FKG UNHAS
Pemerintah berencana mendatangkan dokter asing ke Indonesia melalui Kementerian Kesehatan. Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, kedatangan dokter asing ke Indonesia bukanlah persaingan dengan tenaga kesehatan lokal. Ia menyatakan bahwa tujuan utama dokter yang didatangkan dari luar negeri adalah untuk menyelamatkan masyarakat. Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan mencakup permintaan tenaga medis asing. Hingga saat ini, dokter Indonesia masih berdebat tentang kebijakan tersebut.Rencana untuk menaturalisasi dokter asing ke Indonesia telah diumumkan oleh Budi Gunadi Sadikin, menteri kesehatan Indonesia. Diharapkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia akan ditingkatkan oleh kebijakan ini. Tiga masalah sumber daya manusia berdampak pada tenaga kesehatan Indonesia, menurut Menkes:
Jumlah dokter dan dokter spesialis Menurut pertanyaan yang diajukan oleh Menkes, rasio tenaga kesehatan di Indonesia rata-rata 0,46 per 1.000 penduduk, yang tetap ada hingga akhir pandemi COVID-19. Sebagai perbandingan, rasio tenaga kesehatan di negara-negara berpendapatan menengah adalah 1 per 1.000 penduduk, dan di negara-negara berpendapatan tinggi adalah 2–4 per 1.000 penduduk. Menurut Budi, dengan target rasio tenaga kesehatan di Indonesia adalah 0,46 per 1.000 penduduk.
Distribusi Saat ini, distribusi dokter, terutama dokter spesialis, masih terpusat di Jawa. Menurut pernyataan Menkes, "Sekarang masalah yang kedua adalah dari sisi distribusi. Selain itu, masalah ini tidak lagi menjadi masalah karena semua dokter spesialis berada di Jawa. Selain itu, sangat sulit untuk menemukan dokter spesialis yang ingin bekerja di luar Jawa.
Kualitas Menkes yakin dengan naturalisasi dokter asing tersebut dan meningkatkan kompetensi dokter di Indonesia akan meningkatkan kualitas dokter di Indonesia.
Landasan Hukum Naturalisasi Dokter Asing Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 Pada pasal 248-255 tentang Kesehatan merupakan payung hukum dari masuknya dokter asing ke Indonesia.
Dokter yang diizinkan:
Hanya tenaga medis spesialis dan subspesialis yang bisa praktik di Indonesia setelah lulus evaluasi kompetensi.
Evaluasi Kompetensi
Dilakukan oleh Menteri Kesehatan bersama dengan instansi terkait.
Meliputi penilaian administratif dan kemampuan praktik.
Dokter yang kompeten harus menjalani adaptasi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan memiliki STR dan SIP.
Pengecualian:
Dokter dengan pengalaman praktik di luar negeri selama minimal lima tahun dan lulusan dari institusi yang diakui tidak perlu mengikuti semua ketentuan; namun, pengalaman tersebut harus dibuktikan dengan dokumen resmi.
Prosedur praktik:
Dokter asing dapat bekerja di Indonesia jika ada permintaan dari fasilitas pelayanan kesehatan, terutama untuk transfer teknologi dan pengetahuan.
Praktik maksimal 2 tahun, bisa diperpanjang sekali untuk 2 tahun lagi, kecuali di kawasan ekonomi khusus.
Pendidikan dan pelatihan bahasa:
Dokter asing harus dilatih dalam bahasa Indonesia di fasilitas kesehatan.
Pengecualian dan persetujuan:
Dokter asing yang memberikan pelatihan tidak memerlukan STR, tetapi persetujuan dari Menteri Kesehatan diperlukan.
Dokter asing yang mengikuti kursus di Indonesia memerlukan STR selama kursus.
Pengawasan dan evaluasi:
Kemenkes akan mengawasi dan mengevaluasi praktik dokter asing untuk memastikan kontribusi positif mereka terhadap sistem kesehatan di Indonesia.
Harapan Pemerintah dengan Naturalisasi Dokter Asing
Meningkatkan kualitas dan kompetensi pelayanan kesehatan: Pemerintah Indonesia berharap kehadiran dokter asing dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia melalui transfer pengetahuan dan teknologi medis mutakhir. Selain itu, diharapkan kehadiran dokter asing dapat meningkatkan profesionalisme dan kompetensi dokter lokal. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berharap dokter asing dapat melatih dan meningkatkan keterampilan dokter Indonesia, seperti yang dilakukan pelatih asing untuk meningkatkan kinerja tim sepak bola nasional.
Mengurangi ketergantungan pada pengobatan luar negeri: Dengan dokter asing yang bekerja di Indonesia, pemerintah berharap dapat mengurangi jumlah warga negara Indonesia yang pergi ke luar negeri untuk mendapatkan perawatan medis. Diharapkan bahwa hal ini akan membantu menghemat devisa negara. Menurut Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Kemaritiman dan Investasi, triliunan rupiah uang mengalir ke luar negeri karena banyak orang Indonesia yang melakukan perjalanan medis ke negara tetangga.
Pemerintah berharap naturalisasi dokter asing dan peningkatan sistem rujukan dapat mengatasi kekurangan tenaga medis, terutama di daerah yang masih kekurangan dokter spesialis dan subspesialis. Diharapkan bahwa kehadiran mereka akan membantu sistem rujukan dan pelayanan kesehatan, terutama di wilayah terpencil dan tertinggal. Dante Saksono, Wakil Menteri Kesehatan, menyatakan bahwa tenaga medis lebih banyak diperlukan karena 34 persen RSUD belum memiliki dokter spesialis dasar. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan bahwa perbaikan sistem rujukan sangat penting untuk meningkatkan kualitas dan akses pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia.
Meningkatkan daya saing rumah sakit lokal: Kehadiran dokter asing di Indonesia diharapkan akan meningkatkan persaingan rumah sakit di Indonesia, menarik pasien, termasuk pasien internasional. Pemerintah berharap kualitas pelayanan rumah sakit lokal juga akan meningkat, menarik lebih banyak pasien untuk berobat di dalam negeri.
Meningkatkan citra dan reputasi internasional: Dengan kehadiran dokter asing, pemerintah berharap dapat meningkatkan citra dan reputasi internasional Indonesia dalam bidang kesehatan, menunjukkan bahwa Indonesia terbuka untuk kolaborasi internasional. Menteri Kesehatan berharap kehadiran dokter asing akan membuat Indonesia menjadi destinasi medis yang diakui secara internasional, meningkatkan reputasi dan daya tariknya di mata dunia.
Potensi Hambatan dalam Implementasi Naturalisasi Dokter Asing
Masalah Regulasi dan Standar Kompetensi Dokter asing harus melalui evaluasi kompetensi yang ketat untuk memastikan mereka memenuhi standar praktik di Indonesia. Proses regulasi ini bisa menjadi tantangan tersendiri dan membutuhkan pengawasan ketat. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2023 mengatur bahwa tenaga medis asing harus mengikuti evaluasi kompetensi yang meliputi penilaian administratif dan kemampuan praktik sebelum dapat berpraktik di Indonesia.
Perbedaan Sistem Pendidikan, Praktik Medis, dan Kendala Bahasa Budaya Sistem pendidikan dan praktik medis di berbagai negara sangat berbeda. Dokter asing mungkin membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan sistem Indonesia yang berlaku. Selain itu, perbedaan budaya dan bahasa dapat berdampak pada komunikasi dan pelayanan medis. Menurut Federasi Pendidikan Kedokteran Dunia (WFME), standar pendidikan kedokteran di berbagai negara berbeda. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Irfan Abdul Fatah dari Universitas Sains Malaysia, perbedaan budaya dan bahasa dapat menjadi kendala dalam pelayanan medis antarnegara.
Masalah Hukum dan Administratif Proses administrasi untuk mendapatkan izin praktik di Indonesia dapat rumit dan memakan waktu. Dokter asing harus memenuhi beberapa persyaratan administratif yang dapat menjadi hambatan. Proses perizinan tenaga medis diatur ketat oleh Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2052/MENKES/PER/X/2011 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran.
Penolakan dan Kompetisi dengan Tenaga Medis Lokal: Dokter dan tenaga medis lokal mungkin merasa terancam dengan kedatangan dokter asing karena mereka menganggapnya sebagai kompetisi yang tidak adil, yang dapat menyebabkan penolakan dan resistensi dari tenaga medis lokal. Tenaga medis lokal mengkhawatirkan rencana naturalisasi dokter asing, menurut laporan Kementerian Kesehatan.
Ketersediaan Fasilitas Medis dan Pembiayaan Kesehatan Tanpa fasilitas medis yang memadai dan distribusi yang merata, kualitas pelayanan kesehatan tidak akan meningkat secara substansial meskipun dokter asing hadir. Pertama, peralatan medis dan infrastruktur harus diperbarui. Selain itu, ketika sistem pembiayaan kesehatan nasional belum ideal, biaya untuk mendatangkan dan mempertahankan dokter asing dapat meningkat. Sebuah laporan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa banyak rumah sakit di Indonesia masih kekurangan peralatan medis dan fasilitas yang memadai. Data yang dikumpulkan oleh BPJS Kesehatan menunjukkan bahwa sistem pembiayaan kesehatan Indonesia masih menghadapi sejumlah masalah, seperti keterjangkauan dan kelancaran pembiayaan.
Dokter asing hadir untuk menyelamatkan nyawa masyarakat, kata Menkes Budi Gunadi Sadikin. Ia menunjukkan bahwa angka kematian akibat penyakit jantung dan stroke tinggi, yang dapat dikurangi dengan kehadiran perawat dari luar negeri. Menurut Menkes Budi, tujuan utamanya adalah penyelamatan nyawa, bukan perlombaan. Kementerian Kesehatan mengeluarkan dua surat edaran mengenai rencana untuk mengundang dokter asing ke Indonesia:
Surat Edaran Pertama (Nomor DG.03.02/D.IV/1483/2024): Menginstruksikan rumah sakit vertikal di bawah Kemenkes untuk memberikan peluang kepada dokter WNA untuk berbagi pengetahuan sesuai kebutuhan rumah sakit dan kekurangan SDM.
Surat Edaran Kedua (Nomor DG.03.02/D41732/2024): menjelaskan kebijakan ini dan menyatakan bahwa tujuan utama adalah meningkatkan pelayanan kesehatan dan mengatasi kekurangan dokter spesialis.
Sejumlah organisasi profesi, serta pakar dan pengamat kesehatan, menanggapi diskusi tentang dokter asing. Organisasi profesi kesehatan, seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), berpartisipasi dalam diskusi ini. Prof. DR. dr. Adib Khumaidi, Sp.OT, ketua IDI, menyatakan bahwa kepentingan warga negara dan ketahanan kesehatan adalah prioritas utama bagi dokter di Indonesia. Adib menyatakan bahwa jika kebijakan naturalisasi dokter asing ditetapkan, maka perlu diketahui apakah kebijakan tersebut benar-benar menangani masalah kesehatan di Indonesia.
Dalam temu media online, Adib menyatakan bahwa jawaban harus diberikan terlebih dahulu, karena jika, misalnya, itu tidak dapat menjawab masalah SDM kesehatan dan malah menciptakan celah, mungkin yang lebih menonjol adalah hubungannya dengan pasar bisnis kesehatannya dan tidak berdampak positif pada pelayanan. Dengan kata lain, Adib berharap pemerintah memiliki keyakinan yang kuat bahwa kebijakan naturalisasi dokter akan menyelesaikan masalah kesehatan Indonesia.
Menurut Adib, banyak negara sudah siap menerima kehadiran dokter asing. Namun, IDI meminta pemerintah menetapkan persyaratan ketat untuk berpraktik di Indonesia oleh dokter asing. Persyaratan yang harus dipenuhi termasuk evaluasi administrasi, evaluasi kompetensi kolegium, dan kemampuan bahasa asing yang baik untuk berkomunikasi dengan tenaga kesehatan dan pasien. Dokter asing dapat berpraktik asalkan sudah memenuhi syarat di Indonesia dengan peraturan domestik yang jelas.
Namun, menurut kami permasalahan yang ada perlu solusi lain seperti, Pemerataan dokter/dokter gigi, Pemerataan Fasilitas Kesehatan, Peningkatan Layanan Kesehatan, Penambahan dan Peningkatan kulalitas FK/FKG, sedangkan naturalisasi dokter asing adalah solusi terakhir yang perlu dilakukan pemerintah dan solusi ini adalah solusi jangka pendek.
Referensi :
Putra ST. Naturalisasi Dokter Asing: Apa Perlu?. Harian Kompas; 2024. Available from: https://www.kompas.id/baca/opini/2024/06/11/naturalisasi-dokter-asing-apaperlu
Afifah MN. 4 alasan pemerintah Berkukuh Datangkan Dokter Asing Ke Indonesia. Kompas.com; 2024. Available from: https://www.kompas.com/tren/read/2024/07/04/181500465/4-alasan-pemerintahberkukuh-datangkan-dokter-asing-ke-indonesia?page=all
Rahmawati D. Menkes: Dokter Asing-Dokter Lokal bukan Untuk Bersaing, Ini Masalah Nyawa. 2024. Available from: https://news.detik.com/berita/d7421480/menkes-dokter-asing-dokter-lokal-bukan-untuk-bersaing-ini-masalah-nyawa
Kusuma AI. Kemenkes Mau Naturalisasi Dokter Asing, Ini Alasan Dan Penjelasannya. 2024. Available from: https://www.kompas.tv/lifestyle/511030/kemenkes-maunaturalisasi-dokter-asing-ini-alasan-dan-penjelasannya
Scome Cimsa. Naturalisasi Dokter Asing di Indonesia: Solusi atau Ancaman bagi Kesehatan Nasional?. 2024. Available from: https://scome.cimsa.or.id/2024/07/08/naturalisasi-dokter-asing-di-indonesia-solusiatau-ancaman-bagi-kesehatan-nasional
DIUNGGAH PADA 18 SEPTEMBER 2024
EDISI SEPTEMBER 2024
Seorang mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis atau PPDS Anestesi di Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, ditemukan meninggal karena diduga bunuh diri. Mahasiswi berinisial ARL (30) itu diduga kuat bunuh diri dengan menyuntikkan obat ke tubuhnya. Benarkah peristiwa itu berkait dengan dugaan perundungan yang dialami korban?
ARL ditemukan dalam kondisi meninggal di tempat indekosnya di Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Senin (12/8/2024) malam. Penemuan itu terungkap ketika teman-teman korban tak bisa menghubungi korban sejak Senin pagi.
Selama ini, korban menyewa dua kamar indekos, yakni di kawasan Gajahmungkur dan di kawasan Tembalang, Semarang. Awalnya, teman korban mengecek korban di indekosnya yang berada di Tembalang.
Teman korban meminta bantuan pengelola indekos untuk membuka kamar korban dengan kunci cadangan. Akan tetapi, kamar tersebut ternyata kosong.
Kamar nomor 9 yang menjadi tempat meninggalnya mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro karena bunuh diri di Lempongsari, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (15/8/2024).
Teman korban lantas menuju rumah indekos korban di Gajahmungkur. Saat pintu kamar itu diketuk, tidak ada respons dari dalam kamar. Kendati demikian, lampu kamar korban terlihat menyala. Oleh karena itu, teman korban mengira korban sedang tidur.
Akan tetapi, hingga Senin malam, korban masih belum bisa dihubungi. Teman-teman korban lantas kembali ke indekos di Gajahmungkur untuk meminta bantuan pengelola indekos di membuka pintu kamar korban dengan kunci cadangan.
Sayangnya, upaya itu tak berhasil karena pintu itu terkunci dari dalam. Kunci tersebut juga masih menempel di pintu.
Berdasarkan pantauan Kompas, pada Senin sekitar pukul 22.00 WIB, pengelola indekos memanggil tukang kunci untuk membongkar paksa kunci kamar itu. Saat pintu dibuka, diketahui korban berada di atas kasur dalam posisi miring ke kiri.
Salah satu teman korban memanggil-manggil korban dan menyentuh tubuh korban. Namun, tak ada respons dari korban.
Polisi memeriksa kamera pengintai area indekos mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro yang meninggal karena bunuh diri di Lempongsari, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (15/8/2024).
Teman korban tersebut lantas berinisiatif untuk mengecek denyut nadi dan napas korban. Hasilnya, tidak ditemukan denyut nadi dan hembusan napas korban. Pengelola indekos pun langsung menghubungi pihak kepolisian dan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Kariadi, Semarang.
Petugas kepolisian lalu melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan meminta keterangan dari sejumlah saksi. Pada Selasa (13/8/2024) dini hari, jenazah korban dibawa ke RSUP Dr Kariadi.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Besar Semarang Komisaris Andika Dharma Sena mengatakan, korban diduga kuat meninggal karena bunuh diri. Korban mengakhiri hidupnya dengan cara menyuntikkan cairan obat ke tubuhnya.
”Ada temuan di TKP, salah satunya jarum suntik. Di dalam jarum suntik tersebut masih ada isinya. Yang disuntikkan ke tubuh korban sendiri itu diduga adalah obat anestesi. Obat itu sebenarnya obat keras, harus dengan resep dokter,” kata Andika saat dihubungi, Kamis (15/8/2024).
Jurnalis mendatangi rumah kos mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro yang meninggal diduga karena bunuh diri di Lempongsari, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (15/8/2024).
Andika mengaku telah berkoordinasi dengan dokter forensik mengenai obat tersebut. Menurut informasi yang ia dapat, obat tersebut tidak boleh disuntikkan langsung ke tubuh seseorang, melainkan harus melalui selang infus.
Menurut Andika, polisi juga menemukan sejumlah obat-obatan di kamar korban. Pendalaman masih dilakukan terhadap temuan obat-obatan itu untuk dicocokkan dengan informasi terkait gangguan kesehatan yang diderita korban.
”Ke depan, kami akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait karena kami juga sempat menemukan catatan-catatan. Catatannya terkait keluhan korban atau beban yang bersangkutan sehingga melakukan itu (bunuh diri). Nanti kami dalami lebih lanjut,” ungkap Andika.
Andika juga mendapatkan informasi terkait perundungan yang diduga menimpa korban. Untuk memastikan kebenaran informasi tersebut, Andika bakal melakukan pengecekan dengan pihak Universitas Diponegoro maupun RSUP Dr Kariadi, tempat korban bekerja praktik.
Polisi saat memeriksa area rumah kos mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro yang meninggal karena bunuh diri di Lempongsari, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (15/8/2024).
Sementara itu, Manajer Layanan Terpadu dan Humas Undip Utami Setyowati menyebut, pihaknya telah melakukan investigasi internal terkait dugaan ARL meninggal dunia setelah mengalami perundungan. Berdasarkan investigasi yang dilakukan, kabar perundungan terhadap ARL disebut Utami tidak benar.
”Almarhumah selama ini merupakan mahasiswi yang berdedikasi dalam pekerjaannya. Namun, almarhumah mempunyai problem kesehatan yang dapat memengaruhi proses belajar yang sedang ditempuh,” ujar Utami.
Utami juga menyebut, korban sempat mempertimbangkan untuk mengundurkan diri sebagai mahasiswi PPDS Anestesi Undip.
”Namun, karena yang bersangkutan merupakan penerima beasiswa, secara administratif terikat dengan ketentuan penerima beasiswa sehingga tidak bisa mundur,” ucapnya.
Utami tak menjelaskan lebih lanjut terkait sakit yang diderita korban dengan alasan ingin menjaga privasi korban. Menurut dia, pengelola PPDS Undip secara aktif memantau perkembangan kondisi ARL selama proses pendidikan.
Utami menambahkan, Fakultas Kedokteran Undip telah menerapkan gerakan zero bullying. Gerakan itu telah dipantau secara aktif oleh Tim Pencegahan dan Penanganan Perundungan dan Kekerasan Seksual di Fakultas Kedokteran Undip sejak 1 Agustus 2023.
Pihak keluarga Dokter Aulia Risma Lestari akhirnya buka suara terkait kabar Dokter Aulia yang diduga mengakhiri hidupnya karena tindakan bullying yang dialami selama menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip).
Kuasa hukum keluarga ARL, Susyanto SH MH mengaku pihaknya tidak bisa menjelaskan dengan detail terkait penyebab kematian Dokter Aulia ini. Namun yang jelas, pihak keluarga membantah soal dugaan Dokter Aulia meninggal karena bunuh diri atau mencoba mengakhiri hidupnya sendiri.
Susyanto menegaskan, Dokter Aulia meninggal karena sakit yang dideritanya.
"Terkait yang viral katanya, nuwun sewu korban meninggal karena bunuh diri itu kami sangkal."
"Itu tidak benar. Bahwa almarhumah meninggal dunia karena sakit," kata Susyanto, dilansir Tribun Jateng, Sabtu (17/8/2024).
Menurut Susyanto, semasa hidup Dokter Aulia memiliki riwayat penyakit syaraf kejepit dan ketika kelelahan ia akan merasakan sakit.
Keluarga menduga, Dokter Aulia kelelahan dan merasakan sakit sehingga dalam keadaan darurat ia menyuntikkan obat anestesi dan kelebihan dosis.
"Intinya pihak keluarga menampik terkait bahwa korban almarhumah itu meninggal dunia karena bunuh diri.
"Kami sebagai kuasa hukum dari keluarga itu menolak berita tersebut," tegas Susyanto
Akibat kematian ARL, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta penghentian sementara program studi anestesi Undip yang ada di RSUP Dr Kariadi. Penghentian dilakukan sampai adanya investigasi dan langkah-langkah yang dapat dipertanggungjawabkan oleh jajaran direksi RSUP Dr Kariadi dan Fakultas Kedokteran Undip.
Terkait dengan hal tersebut, Utami menyebut, tim dari RSUP Dr Kariadi telah melakukan pertemuan dengan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes Azhar Jaya untuk menyampaikan klarifikasi.
”Universitas Diponegoro siap berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mengklarifikasi, mendiskusikan, dan melakukan penanganan lebih lanjut,” tutur Utami.
Penugasan belajar
ARL adalah aparatur sipil negara dari Pemerintah Kota Tegal yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kardinah, Tegal, sejak tahun 2019. Sejak tahun 2022, ARL mendapatkan penugasan untuk sekolah spesialis anestesi dengan beasiswa dari Pemerintah Kota Tegal.
”Almarhumah sudah menjalani studi selama lebih kurang dua tahun. Sekolah spesialis biasanya empat tahun,” kata Pelaksana Tugas Direktur Utama RSUD Kardinah, Lenny Harlina Herdha Santi.
Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah Kota Tegal, Jateng.
Selama ini, Lenny menyebut, ARL dikenal sebagai sosok yang santun, rajin, dan memiliki etos kerja luar biasa. Kepergian ARL untuk selama-lamanya meninggalkan duka yang mendalam bagi staf dan karyawan RSUD Kardinah.
Menurut informasi yang didapatkan Lenny dari pihak keluarga, ARL pernah mengalami cedera ketika menjalani proses studi di PPDS Anestesi. Cedera itu disebut pihak keluarga membuat aktivitas ARL terhambat.
”Ketika di ruang operasi, saat beliau PPDS itu sempat melakukan suatu aktivitas yang menyebabkan trauma atau cedera tulang belakang. Selama ini, beliau telah menjalani operasi dua kali. Operasi inilah yang mungkin menjadi pemberat beliau dalam menjalani PPDS,” ujar Lenny.
Disclaimer: Artikel ini tidak bertujuan untuk menginspirasi tindakan bunuh diri. Jika Anda pernah memikirkan atau merasakan tendensi bunuh diri, mengalami krisis emosional, atau mengenal orang-orang dalam kondisi tersebut, jangan ragu bercerita dan berkonsultasi kepada ahlinya.
DAFTAR ISI
2. https://www.suara.com/lifestyle/2024/08/15/165154/alasan-pilu-dr-aulia-risma-lestari-tak-bisa
-mundur-dari-ppds-anestesi-undip-meski-sakit
3. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20240815075728-20-1133216/dokter-muda-fk-undip
-bunuh-diri-diduga-korban-bully-di-rsup-kariadi
DIUNGGAH PADA 31 AGUSTUS 2024
EDISI AGUSTUS 2024
BIDANG 2 BEM FKG UNHAS
Warga Papua kini tengah menghadapi masalah pembabatan hutan adat Papua. Hashtag "All Eyes on Papua" pun kini beredar di beberapa media sosial, yang dimana kini sebagian perhatian masyarakat Indonesia menuju pada nasib warga Papua. Gerakan "All Eyes on Papua" yang bergaung di media sosial pantas mendapat dukungan penuh. Inisiatif tersebut menjadi momentum penting bagi kita semua untuk bersatu menyelamatkan hutan Papua sekaligus menghormati hak-hak warga adat yang sekian lama terabaikan.1,2
Poster "All Eyes on Papua" yang viral di media sosial menunjukkan solidaritas masyarakat terhadap suku Awyu di Boven Digoel, Papua Selatan, dan suku Moi di Sorong, Papua Barat Daya. Dua suku tersebut tengah berjuang menyelamatkan hutan mereka. Suku awyu berjuang mempertahankan 36 ribu hektar yang setara dengan separuh luas DKI Jakarta di Distrik Fofi, Kabupaten Boven Digoel, Papua Selatan yang diprakasai oleh PT. Indo Asiana Lestari (IAL) dan suku Moi berjuang mempertahankan untuk 18 ribu hektar di Sorong, Papua Barat Daya yang diprakasai oleh PT Sorong Agro Sawitindo (SAS).2,3
Mereka menggantungkan hidup mereka pada hutan yang akan dibabat habis. Tentu saja masyarakat adat Papua menolak rencana pembabatan hutan tersebut. Hutan dimana sumber hidup mereka, sumber kebahagiaan mereka, sumber harapan mereka telah terancam dibabat habis. Hutan adat yang telah dihuni turun temurun begitu lamanya menjadi sumber penghidupan mereka akan dikeruk dan habisi untuk kepentingan penguasa.3
Masyarakat adat Awyu dan Moi menggelar aksi damai di depan MA, mengenakan pakaian tradisional dan mengadakan ritual adat serta doa. Mereka menuntut pemerintah untuk menghentikan pengalihan hutan adat menjadi perkebunan sawit dan mengembalikan hak mereka. Hutan Papua yang dikenal dengan keindahan alami dan keanekaragaman hayatinya, juga memiliki peran penting dalam mencegah perubahan iklim. Namun, industri kelapa sawit merusaknya demi membuka lahan perkebunan. Mereka berharap Mahkamah Agung mencabut izin lingkungan PT Indo Asiana Lestari yang dikeluarkan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Papua. Selain menghilangkan hutan alam, proyek perkebunan sawit ini juga menghasilkan emisi CO2 yang berpotensi merusak lingkungan global.4
Perluasan kebun sawit tersebut merupakan suatu hal ironis yang terjadi di Indonesia. Hal ini dikarenakan dalam
konstitusi Indonesia, yaitu Undang-undang Dasar 1945, terdapat pengakuan dan penghormatan terhadap hak masyarakat adat, dimana hal ini termasuk mengenai hutan adat dan tanah ulayat. Pengakuan dan penghormatan tersebut diatur di dalam Pasal 18B ayat (2) Undang-undang Dasar 1945 yang berbunyi “Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat serta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang”. Pasal tersebut merupakan suatu jaminan bahwa hak-hak masyarakat adat akan diakui dan dihormati oleh Negara sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-undang Dasar 1945.5
Dampak pembabatan hutan adat di papua:
Kehilangan keanekaragaman hayati
Hutan Papua adalah rumah bagi berbagai spesies flora dan fauna yang endemik. Pembabatan hutan menyebabkan hilangnya habitat alami bagi banyak spesies ini, yang dapat mengarah pada kepunahan.
Kerusakan ekosistem
Hutan menyediakan berbagai layanan ekosistem seperti pengaturan siklus air dan kesuburan tanah. Pembabatan hutan merusak ekosistem ini dan menyebabkan degradasi lingkungan.
Perubahan iklim
Penggundulan hutan meningkatkan emisi gas rumah kaca, terutama karbon dioksida, yang berkontribusi pada pemanasan global dan perubahan iklim.
Konflik sosial
Pembabatan hutan sering kali dilakukan oleh perusahaan besar tanpa konsultasi dengan masyarakat lokal, yang memicu konflik antara masyarakat adat dan pihak perusahaan, serta antara masyarakat adat dengan pemerintah.
Kehilangan warisan budaya
Hutan adat memiliki nilai spiritual dan budaya yang besar bagi masyarakat adat Papua. Kehilangan hutan berarti juga kehilangan warisan budaya, tradisi, dan pengetahuan lokal yang diwariskan turun-temurun.
Hilangnya sumber mata pencaharian
Bagi banyak masyarakat adat Papua, hutan adalah sumber utama penghidupan, menyediakan makanan, obat-obatan, dan bahan bangunan. Pembabatan hutan menghilangkan sumber-sumber ini, memaksa masyarakat untuk mencari alternatif yang sering kali tidak tersedia atau kurang berkelanjutan.
Ditilik dari banyak sisi, wajar saja perampasan hutan adat di Papua diprediksi memicu ekosida, yakni pemusnahan alam yang merupakan pelanggaran hak asasi manusia. Karena itu, pemerintah tak boleh menutup mata terhadap perusakan alam di Papua. Bukan hanya karena masalahnya makin sering viral di media sosial, tapi juga karena skala dan bahayanya memang makin besar. Melalui kampanye "All Eyes on Papua", masyarakat berharap dunia memperhatikan dan mendukung perjuangan mereka. Kerusakan hutan Papua tidak hanya berdampak pada masyarakat setempat, tetapi juga terhadap lingkungan global.2
Referensi :
CNBC Indonesia. (2024). All eyes on papua, berapa luas hutan adat yang diakui negara?.Diaksespada19Juni2024darihttps://www.cnbcindonesia.com/research/2024060507 5856-128-543896/all-eyes-on-papua-berapa-luas-hutan-adat-yang-diakui-negara
Koran Tempo. (2024). Selamatkan hutan dan warga adat papua. Diakses pada 19 Juni 2024 dari https://koran.tempo.co/read/editorial/488765/nasib-hutan-adat-akibat-deforestasi-papua
Kompasiana. (2024). All Eyes On Papua trending, AADP (Ada Apa Dengan Papua)?. Diakses pada 19 Juni2024darihttps://www.kompasiana.com/elisabethvirginia2145/6672ca0ec925c46293659152/all-eyes-on-papua-trending-aadp-ada-apa-dengan-papua
Kumparan. (2024). All eyes on papua: perjuangan otonomi dan pembangunan. Diakses pada 19 Juni 2024 dari https://kumparan.com/fairuz-najwa-sahara/all-eyes-on-papua-perjuangan- otonomi-dan-pembangunan-22rBkNar6TN
BandungBergerak.id. (2024). Gerakan All Eyes on Papua untuk Keadilan di Surga Kecil yang Jatuh ke Bumi. Diakses pada 19 Juni 2024 dari https://bandungbergerak.id/article/detail/1597550/mahasiswa-bersuara-gerakan-all-eyes-on- papua-untuk-keadilan-di-surga-kecil-yang-jatuh-ke-bumi
DIUNGGAH PADA 31 JULI 2024
EDISI JULI 2024
BIDANG 2 BEM FKG UNHAS
Judi online semakin marak dilakukan saat ini dimana para pengguna melakukan kegiatan secara virtual yang dilakukan melalui website atau aplikasi tertentu yang terhubung dengan jaringan internet. Proses transaksi dari deposit hingga penarikan uang hasil perjudian terhubung dalam sistem secara online. Perjudian online juga turut melibatkan bank sebagai sarana dalam bertransaksi karena dianggap dapat dilakukan dengan mudah kapanpun dan di manapun.
Dengan semakin banyaknya situs-situs perjudian di internet juga kemudahan akses dan transaksinya, yaitu melalui transaksi elektronik perbankan, membuat aparat penegak hukum kesulitan dalam membongkar praktik perjudian online. Kendala yang seringkali dihadapi adalah sulitnya untuk memperoleh alat bukti yang memang sulit untuk dicari dan dari pihak bank sendiri seakan menutup akses dari Kepolisian untuk melakukan pemeriksaan. Maka dari itu dengan bermacam kemudahan yang ditawarkan melalui situs-situs perjudian dan kurangnya penegak hukum dalam melakukan penjaringan terhadap pelaku pejudian online yang akhirnya memberikan kelonggaran dan dimanfaatkan oleh pelaku. Hal tersebut lah yang membuat semakin banyak kalangan tertarik untuk mencoba peruntungannya dengan maksud memperoleh keuntungan besar dari melakukan perjudian online.
Salah satu pihak yang tertarik untuk melakukan perjudian online adalah mahasiswa. Saat ini perjudian online menjadi fenomena tersendiri terutama dikalangan mahasiswa. Perkembangan globalisasi saat ini seakan semakin memudahkan mahasiswa untuk mendapatkan uang secara instan melalui judi. Beberapa mahasiswa bahkan menjadikan perjudian online sebagai sarana mencari uang saku atau menjadikan perjudian online sebagai mata pencaharian utama untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Judi online di Indonesia sudah masuk kategori darurat. Selama lima tahun terakhir omzet judi online menembus Rp600 triliun. Pada saat ini Jumlah korban judi online di Indonesia mencapai 2,37 juta penduduk. Dari jumlah tersebut, 2 persen diantaranya adalah anak-anak berusia di bawah 10 tahun. Kemudian, untuk usia 10-20 tahun ada 11 persen atau kurang lebih 440.000 penduduk. Lalu ada sekitar 520.000 penduduk berusia 21-30 tahun atau sekitar 13 persen yang juga menjadi korban. Sedangkan usia 30 sampai 50 tahun itu 40 persen, yaitu 1.640.000 penduduk. Usia di atas 50 tahun 34 persen, jumlahnya 1.350.000. Dari total tersebut, 80 persen diantaranya merupakan kalangan menengah ke bawah.
Presiden Joko Widodo juga telah secara resmi membentuk Satgas Pemberantasan Judi Online melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 21 Tahun 2024. Dalam Pasal 4 keppres Nomor 21 Tahun 2024, Satgas Judi Online bertugas untuk mengoptimalkan pencegahan dan penegakan hukum perjudian daring secara efektif dan efisien.
A. Masalah yang timbul akibat judi online
Judi online bisa menimbulkan berbagai masalah yang signifikan, baik secara individu maupun sosial.
Masalah Keuangan
Kebangkrutan: Banyak orang yang terlibat dalam judi online akhirnya mengalami kebangkrutan karena kehilangan uang dalam jumlah besar.
Hutang: Untuk terus berjudi, beberapa orang mungkin meminjam uang dari teman, keluarga, atau lembaga keuangan, yang kemudian dapat mengakibatkan tumpukan hutang.
Masyarakat dengan kondisi ekonomi rendah dan kebutuhan yang terus meningkat sering kali melihat perjudian sebagai cara untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Dalam pandangan mereka, perjudian dianggap sebagai peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahan di luar pekerjaan utama, diharapkan dengan modal yang dipertaruhkan, mereka bisa meraih keuntungan berlipat-lipat
Masalah Psikologis
Kecanduan: Judi online memiliki potensi tinggi untuk menyebabkan kecanduan, yang dapat menyebabkan gangguan psikologis serius seperti stres, kecemasan, dan depresi.
Gangguan Tidur: Orang yang kecanduan judi online seringkali mengalami gangguan tidur karena menghabiskan waktu yang sangat lama di depan layar.
Masalah Hukum
Aktivitas Ilegal: Beberapa individu mungkin terlibat dalam aktivitas ilegal seperti penipuan atau pencurian untuk mendapatkan uang guna berjudi.
Masalah Kesehatan
Kesehatan Fisik: Duduk terlalu lama di depan komputer atau perangkat lainnya dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik seperti sakit punggung, leher, dan mata.
Kesehatan Mental: Selain stres dan kecemasan, kecanduan judi online dapat memperburuk kondisi kesehatan mental lainnya.
Masalah Pendidikan
Prestasi Akademis: Bagi pelajar atau mahasiswa, kecanduan judi online dapat mengganggu prestasi akademis mereka karena lebih fokus pada judi dibandingkan belajar
B. Judi online merugikan negara sampai triliunan
Peredaran uang dalam judi online di Indonesia telah mencapai angka yang sangat mengkhawatirkan. Pada
triwulan pertama tahun 2024 saja, transaksi judi online telah mencapai Rp 100 triliun. Sepanjang tahun 2023,
jumlah total perputaran uang dalam aktivitas ilegal ini mencapai Rp 327 triliun. Judi online tidak hanya
merugikan negara dari segi finansial, tetapi juga menyebabkan kerugian sosial yang signifikan. Banyak
individu terjebak dalam praktik ini, dengan sekitar 3,2 juta warga Indonesia tercatat bermain judi online pada
tahun 2023.
Untuk mengatasi permasalahan ini, Presiden Joko Widodo telah memimpin rapat darurat dan membentuk
Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Judi Online. Satgas ini melibatkan berbagai kementerian dan lembaga
terkait, termasuk Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN),
serta aparat penegak hukum.
Pembentukan Satgas ini diharapkan dapat memberantas aktivitas judi online yang merugikan negarahingga
triliunan rupiah setiap tahunnya, dan mengurangi dampak negatifnya terhadap masyarakat.
C. SATGAS PEMBERANTASAN JUDI ONLINE YANG DIBENTUK OLEH JOKOWI
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengambil langkah signifikan untuk memberantas judi online di Indonesia dengan membentuk satuan tugas (satgas) khusus. Pembentukan satgas ini adalah bagian dari upaya yang lebih luas untuk mengatasi berbagai masalah yang ditimbulkan oleh judi online, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun keamanan. Berikut adalah beberapa poin penting terkait satgas pemberantasan judi online yang dibentuk oleh Jokowi:
TUJUAN PEMBENTUKAN SATGAS
Penegakan Hukum: Satgas ini bertujuan untuk memperkuat penegakan hukum terhadap aktivitas judi online yang ilegal di Indonesia. Ini termasuk melacak, menangkap, dan menghukum pelaku yang terlibat dalam operasi judi online.
Perlindungan Masyarakat: Salah satu tujuan utama adalah melindungi masyarakat dari dampak negatif judi online, seperti kerugian finansial, kecanduan, dan masalah sosial lainnya.
Pengawasan dan Pencegahan: Satgas ini juga bertugas untuk meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas online dan mencegah penyebaran platform judi online.
KOMPOSISI SATGAS
Satgas ini terdiri dari berbagai elemen penegak hukum dan instansi terkait, termasuk:
Polri (Kepolisian Republik Indonesia): Bertugas untuk menindak pelaku judi online dan jaringan mereka.
ementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo): Bertugas untuk memblokir situs-situs judi online dan mengawasi lalu lintas internet.
Kejaksaan Agung: Terlibat dalam proses penuntutan dan peradilan terhadap pelaku judi online.
Instansi lain: Termasuk Badan Intelijen Negara (BIN) dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk dukungan intelijen dan keamanan siber.
LANGKAH-LANGKAH OPERASIONAL
Pemblokiran Situs: Kementerian Kominfo secara aktif memblokir ribuan situs judi online setiap bulan sebagai langkah pencegahan utama. Selama periode Juli 2023-Juni 2024, 2,94 juta konten judi online diblokir oleh Kemenkominfo. Dan Pemblokiran 5.779 rekening diajukan ke OJK dalam rentang waktu September 2023-Mei 2024.
Operasi Penangkapan: Polisi melakukan operasi penangkapan terhadap pelaku yang terlibat dalam operasi judi online, baik itu pengelola, penyedia layanan, maupun pemain.
Edukasi dan Sosialisasi: Melakukan kampanye edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya judi online dan cara melaporkan aktivitas ilegal ini. Menteri Budi Arie menyampaikan bahwa sosialisasi dan edukasi akan terus dilakukan secara masif.
TANTANGAN DAN HAMBATAN
Keterbatasan Teknologi: Meskipun sudah ada upaya pemblokiran, situs judi online seringkali muncul kembali dengan domain baru atau menggunakan teknologi yang lebih canggih untuk menghindari deteksi.
Koordinasi Antar Instansi: Membutuhkan koordinasi yang kuat antar instansi terkait untuk memastikan upaya pemberantasan berjalan efektif.
Kesadaran Masyarakat: Rendahnya kesadaran masyarakat akan bahaya judi online membuat upaya pencegahan menjadi lebih sulit.
Referensi :
Nirmala Maulana Achmad, Dani Prabowo. 2024. Ada 2,37 Juta Pelaku Judi Online, 80.000 di Antaranya Berusia di Bawah 10 Tahun. (https://nasional.kompas.com/read/2024/06/19/19141101/ada-237-juta-pelaku-judi-online- 80000-di-antaranya-berusia-di-bawah-10-tahun , diakses: 19 Juni 2024)
Pratama Galih. 2024. Pemerintah Kurang Sat-set, Judi Online Tembus Rp600 Triliun, Ekonomi Masyarakat “Ngos-ngosan”. (https://infobanknews.com/pemerintah-kurang-sat-set- judi-online-tembus-rp600-triliun-ekonomi masyarakat-ngos-ngosan/ , diakses : 19 Juni 2024)
Siringoringo Agnes Chintya, Yunita Sri, Jamaludin. Tren Perjudian Online di Kalangan Mahasiswa: Dampak dan Upaya Pencegahannya. Journal on Education. 2024;6(2):10948- 10956
Syahputra Bambang. 2024. Cegah Judi Online, Kominfo Gencarkan Sosialisasi. (https://www.rri.co.id/takengon/hukum/765999/cegah-judi-online-kominfo-gencarkan- sosialisasi , diakses : 20 Juni 2024)
Adhyasta Dirgantara, Dani Prabowo 2024. Komisi I DPR Cecar Menkominfo Buntut Judi "Online" yang Bikin Polwan Bakar Suam. https://nasional.kompas.com/read/2024/06/10/13174771/komisi-i-dpr-cecar-menkominfo- buntut-judi-online-yang-bikin-polwan-bakar, di akses . 20 juni 2024
Nashih nashrullah. 2024 . Soroti Judi Online, Waketum MUI Ungkap Sederet Dampak Buruk Berjudi. https://republika.co.id/page/penulis/320/nashih-nashrullah, di akses : 20 juni 2024
Ghita intan. 2024. Menkominfo: Indonesia Darurat Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp327 Triliun https://www.voaindonesia.com/author/ghita-intan/-jqyy, diakses: 20 juni 2024
Fika Nurul Ulya, Dani Prabowo 2024. "Menkominfo Ungkap Perputaran Uang Judi "Online" di Indonesia Capai Rp 327 Triliun". https://nasional.kompas.com/read/2024/04/18/18110001/menkominfo-ungkap-perputaran- uang-judi-online-di-indonesia-capai-rp-327. diakses : 20 juni 2024
Untung subagja 2023. Kerugian Negara Akibat Judi Online Capai Rp138 Triliun. https://www.jurnas.com/mobile/artikel/142840/Kerugian-Negara-Akibat-Judi-Online-Capai- Rp138-Triliun/diakses : 20 juni 2024
Achmad Nasrudin Yahya 2024. "Satgas Pemberantasan Judi "Online" Dibentuk, Dipimpin Hadi hingga Muhadjir Effendy" https://nasional.kompas.com/read/2024/06/15/14084721/satgas-pemberantasan-judi-online- dibentuk-dipimpin-hadi-hingga-muhadjir. diakses : 20 juni 2024
Satria K Yudha 2024. Jokowi Resmi Bentuk Satgas Judi Online, Dipimpin Menko Polhukam. https://republika.co.id/page/penulis/416/satria-k-yudha, diakses : 20 juni 2024
DIUNGGAH PADA 31 JULI 2024
EDISI JULI 2024
BIDANG 2 BEM FKG UH
Organisasi kemahasiswaan adalah sebuah wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri dengan tujuan untuk membantu mewujudkan visi misi dari suatu perguruan tinggi dan menanamkan budaya kritis dan kepekaan sosial kepada mahasiswa untuk suatu kebijakan perguruan tinggi maupun persoalan negara.
BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Universitas Hasanuddin (UNHAS) merupakan organisasi mahasiswa yang berperan dalam mengelola dan membantu penyelenggaraan kegiatan kemahasiswaan di lingkungan Universitas Hasanuddin, yang terletak di Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia. Sejarah terbentuknya BEM UNHAS melibatkan perkembangan dan dinamika kehidupan mahasiswa di universitas tersebut. BEM UH merupakan badan organisasi tertinggi dalam suatu perguruan tinggi dengan fungsi sebagai wadah aspiratif, advokasi dan koordinasi antara mahasiswa dengan pihak yang berada di perguruan tinggi.
BEM Universitas Hasanuddin berperan dalam mengelola dan membantu penyelenggaraan kegiatan kemahasiswaan yang melibatkan perkembangan dan dinamika kehidupan mahasiswa di Universitas Hasanuddin.
Pada tahun 2019, BEM-U mulai aktif kembali yang disambut positif dari berbagai pihak setelah mengalami vakum selama sekitar 13 tahun. Hal ini memicu pertanyaan terkait landasan pembentukan, partisipasi pihak dan langkah strategis. Beberapa generasi sebelumnya pada masa vakum, pernah melakukan usaha untuk mengaktifkan BEM-U, akan tetapi sering mengalami kendala seperti kurangnya keseriusan stakeholder dari tiap fakultas, doktrinisasi masa lalu yang membatas kreativitas generasi saat ini dan adanya konflik antar fakultas. Oleh karena itu, diperlukan perubahan paradigma dan komitmen dari semua pihak
Pada tanggal 7 Agustus 2019, BEM-U Unhas resmi terbentuk. Dari hasil Musyawarah Mahasiswa Unhas menetapkan Abdul Fatir Kasim dari Fakultas Teknik sebagai Ketua BEM Unhas meskipun hanya 8 dari 15 Lembaga Kemahasiswaan fakultas yang hadir, yakni Teknik, Peternakan, FKM, Farmasi, Hukum, Keperawatan, Kedokteran dan Kedokteran Gigi. Hasil musyawarah juga diiringi sorotan kritis seperti ditolak oleh beberapa pihak karena disebutkan BEM-U sebagai “boneka” birokrasi kampus. Beberapa pihak yang menolak yakni Ketua Sema Fakultas Ekonomi, Andi Hendra ER dan Ketua BEM Kehutanan, Abdulrahman Abdullah.
Dalam menghadapi hal tersebut, Ketua BEM-U, Abdul Fatir Kasim menegaskan bahwa pihaknya tidak terlibat dalam proses pembentukan BEM, menerima peran dan kontribusinya BEM Unhas. Dengan dinamika dan kontroversi yang menyertainya, BEM Unhas ditantang untuk membuktikan diri sebagai lembaga yang dapat merangkul seluruh mahasiswa dan mewakili kepentingan mereka dengan baik.
DIUNGGAH PADA 8 FEBRUARI 2024
EDISI FEBRUARI 2024
BIDANG 2 BEM FKG UH
Pembatasan jam malam bagi aktivitas mahasiswa di kampus masih menjadi perdebatan yang hangat di lingkungan Universitas Hasanuddin (Unhas). Dalam kelas kajian dan advokasi yang baru-baru ini dilaksanakan oleh BEM FKG Unhas, telah memunculkan beragam perspektif yang menarik sebagai respon terhadap kebijakan ini.
Beberapa mendukung kebijakan pembatasan jam malam ini dengan argumen bahwa kebijakan ini seharusnya diterapkan untuk menjaga keamanan mahasiswa. Mereka berpendapat bahwa Makassar, sebagai daerah yang rawan, memerlukan langkah-langkah pengamanan ekstra, termasuk pembatasan jam malam. Selain itu, faktor orang tua mahasiswa yang seringkali melarang anak-anak mereka untuk pulang larut malam, menciptakan dilema etika antara kebebasan mahasiswa dan kekhawatiran orang tua.
Dari sudut pandang administratif, pembatasan jam malam diakui dalam surat keputusan nomor 09503/UN4.J/HK.05/2023. Surat tersebut menegaskan bahwa aktivitas akademik maupun non-akademik tidak diperbolehkan melewati pukul 18.00 WITA tanpa izin tertulis dari pimpinan fakultas/universitas. Hal ini menciptakan landasan hukum bagi pihak kampus untuk menegakkan aturan ini. Namun, muncul perbedaan pendapat mengenai kebijakan pembatasan jam malam yang juga memiliki argumen yang meyakinkan. Mereka menyoroti padatnya jadwal kuliah mahasiswa sebagai hambatan utama untuk melibatkan diri dalam kegiatan organisasi di luar waktu kuliah. Keterbatasan waktu ini menjadikan malam hari sebagai pilihan utama untuk kegiatan organisasi, yang sekarang dibatasi oleh kebijakan pembatasan.
Lebih jauh lagi, lembaga mahasiswa di Unhas merasa bahwa pembatasan ini juga menghambat pengembangan diri dan kreativitas mahasiswa. Kegiatan organisasi yang umumnya dilakukan pada malam hari menjadi sulit diakses, mengurangi ruang untuk mahasiswa mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan kolaborasi.
Pro kontra terkait fasilitas dan keamanan juga menjadi titik fokus. Meskipun pembatasan jam malam bisa dijustifikasi dengan alasan keamanan, ada kelompok yang berpendapat bahwa dana yang tersedia seharusnya mencukupi untuk menyediakan fasilitas yang memadai.
Dengan pertentangan pendapat yang kompleks dan beragam, pembatasan jam malam mahasiswa di kampus Unhas menjadi isu yang membutuhkan pemikiran matang dan dialog terbuka. Penting untuk mencari solusi yang seimbang, mempertimbangkan kepentingan dan kebutuhan berbagai pihak yang terlibat. Dengan demikian, kampus dapat menjadi lingkungan yang mendukung perkembangan mahasiswa tanpa mengorbankan aspek keamanan dan administratif yang penting.
DIUNGGAH PADA 8 JANUARI 2024
EDISI JANUARI 2024
Kebebasan berpendapat merupakan salah satu pilar utama dalam demokrasi modern. Namun, di tengah-tengah upaya untuk memperkuat dan mempertahankan nilai-nilai demokrasi, pertanyaan mendasar muncul: apakah kebebasan berpendapat benar-benar telah merdeka, ataukah masih menjadi momok yang menghantui masyarakat? Di Indonesia, negara dengan dasar demokrasi Pancasila, upaya untuk mencapai keseimbangan antara kebebasan berpendapat dan stabilitas sosial terus menjadi perdebatan hangat.
Beberapa kejadian terkini menunjukkan bahwa kebebasan berpendapat masih menjadi isu yang kompleks di Indonesia. Pembatasan terhadap kebebasan berpendapat terlihat dalam beberapa kasus penangkapan aktivis atau individu yang menyuarakan pendapat kritis terhadap pemerintah. Meskipun konstitusi Indonesia menjamin kebebasan berpendapat, implementasinya sering kali menjadi sorotan, dengan tudingan bahwa beberapa pihak cenderung memakai alat hukum untuk membatasi kritik terhadap kebijakan.
Sebaliknya, ada juga argumen bahwa Indonesia telah mengalami kemajuan dalam mengakomodasi kebebasan berpendapat. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam berbagai forum diskusi, baik di media sosial maupun dalam konteks kebijakan publik, menjadi bukti bahwa wacana dan kritik dapat diungkapkan secara lebih terbuka. Selain itu, terdapat upaya pemerintah untuk membentuk regulasi yang lebih inklusif, sejalan dengan semangat demokrasi.
Dalam menghadapi kompleksitas ini, perlu adanya dialog dan diskusi terbuka di semua lapisan masyarakat. Kebebasan berpendapat harus diupayakan tanpa mengorbankan stabilitas sosial, dan sebaliknya, stabilitas sosial tidak boleh menjadi dalih untuk membatasi kebebasan berekspresi. Dengan menciptakan ruang bagi perbedaan pendapat dan mendengarkan aspirasi masyarakat, Indonesia dapat melangkah menuju kebebasan berpendapat yang sejati, sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi yang dijunjung tinggi.
Referensi:
Tempo. "Lokataru Nilai Pernyataan Jokowi yang Tak Pernah Batasi Kebebasan Berpendapat Bohong dan Mengaburkan Fakta." Tempo Nasional, 2022. https://nasional.tempo.co/read/1811043/lokataru-nilai-pernyataan-jokowi-yang-tak-pernah-batasi-kebebasan-berpendapat-bohong-dan-mengaburkan-fakta
Rizky Pratama Putra Karo Karo. (2022). Hate Speech: Penyimpangan terhadap UU ITE, Kebebasan Berpendapat dan Nilai-Nilai Keadilan Bermartabat. Jurnal Lemhannas RI, 10(4), 52-65. https://doi.org/10.55960/jlri.v10i4.370
DIUNGGAH PADA 8 JANUARI 2024
EDISI JANUARI 2024
BIDANG 3 BEM FKG UH
Bedah buku merupakan salah satu kegiatan membahas kembali isi suatu buku yang ditulis oleh penulis secara ringkas, dan dengan memberikan saran terkait dengan kekurangan dan kelebihan buku tersebut oleh pemateri yang di simak bersama KM FKG UH. Kegiatan bedah buku telah berlangsung pada 19 December 2023 yang dilaksanakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin (BEM FKG UH) dengan judul buku “Bergeraklah Mahasiswa” karya Eko Prasetyo yang dimoderatori oleh Muh. Aswat, bertempat di Andara Kafe. Pemateri pada kegiatan kali ini adalah Kintara Putri Amriana Sahidu (Ketua Komisi C Maperwa FKG UH) dan Zahra Nurul Afifah (Sekretaris Bidang 4 BEM FKG UH).
Adapun pembahasan dalam buku “Bergeraklah Mahasiswa” ini menitik beratkan pembahasan tentang problem sistem pendidikan tinggi yang menutupi kran kebebasan akademik, problem mahasiswa secara umum, menodorong mahasiswa agar tidak menjadi apatis, dan betapa pentingnya mempelajari seni dan sastra sebagai modal geakan mahasiswa. Dalam buku ini juga menyarankan agar setiap mahasiswa memberanikan diri terjun dalam dunia organisasi-organisasi kampus dan organisasi eksternal seperti, BEM, UKM, HMI, PEMUDA PANCASILA, dll. Karena tanpa disadari berorganisasi daoat membentuk karakter, kerangka berfikir, berani mengeluarkan pendapat, sikap kritis, kepemimpinan, dan menambah relasi ysng akan membantu kita menjadi pribadi lebih baik.
DIUNGGAH PADA 22 DESEMBER 2023
EDISI DESEMBER 2023
BIDANG 4 BEM FKG UNHAS
Makassar, 11 Desember 2023 - Pojok Sharing, sebuah kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin (BEM FKG UH) kembali digelar pada hari Senin, 11 Desember 2023. Kali ini, tema yang diangkat ialah "All about Debate".
Kegiatan yang dilaksanakan di Student Center FKG UH ini menghadirkan Baiq Naura Sayyidatin Nisa sebagai pembicara. Naura merupakan seorang debater yang telah berpengalaman di berbagai kompetisi debat.
Pada kesempatan tersebut, Naura berbagi pengetahuan dan pengalamannya dalam bidang debat. Ia membahas berbagai aspek penting dalam debat, mulai dari sejarah, jenis, hingga teknik. Naura membahas berbagai jenis debat yang ada, seperti British Parliamentary dan Asian Parliamentary. Setiap jenis debat memiliki aturan dan tekniknya masing-masing.
Ia juga membagikan tips dalam menjadi seorang debater yang baik. Menurutnya, penting untuk memiliki pengetahuan yang luas, keterampilan berpikir kritis, dan kemampuan untuk menyampaikan pendapat dengan baik. Para peserta terlihat antusias mengikuti materi yang disampaikan oleh Naura.
Kegiatan Pojok Sharing ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para mahasiswa, khususnya mahasiswa yang tertarik dengan bidang debat.
DIUNGGAH PADA 12 DESEMBER 2023
EDISI DESEMBER 2023
BIDANG 4 BEM FKG UNHAS
Makassar, 6 Desember 2023 - Pojok Sharing kembali hadir dengan tema yang menarik perhatian para pecinta seni dan desain. Para penggiat kreativitas berkumpul untuk menggali lebih dalam tentang dunia "Poster and Art Design". Acara kali ini menjadi momentum bagi mereka untuk menjelajahi konsep-konsep baru dan mendalami keterampilan dalam merancang poster yang menarik dan bermakna.
Pada kesempatan tersebut, mereka berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka dalam bidang desain poster dan seni rupa. Mereka membahas berbagai aspek penting dalam desain poster dan seni rupa, mulai dari konsep, komposisi, hingga teknik. Mereka membagikan tips dalam menggunakan teknik yang tepat dalam desain poster. Menurutnya, teknik yang tepat akan membantu untuk mewujudkan konsep dan komposisi yang diinginkan.
Kegiatan Pojok Sharing ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para mahasiswa, khususnya mahasiswa yang tertarik dengan bidang desain poster dan seni rupa.
DIUNGGAH PADA 7 DESEMBER 2023
EDISI DESEMBER 2023
BIDANG 4 BEM FKG UNHAS
Makassar, 28 November 2023 - Pojok Sharing, sebuah kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin (BEM FKG UH) digelar untuk pertama kalinya pada hari Selasa, 28 November 2023. Tema yang diangkat adalah "Dentist a.k.a Diplomat".
Kegiatan yang dilaksanakan di Student Center FKG UH ini menghadirkan Muhammad Imran sebagai pembicara. Pada kesempatan tersebut, Imran berbagi pengalamannya sebagai seorang mahasiswa kedokteran gigi yang mengikuti acara konferensi internasional. Ia menceritakan bagaimana ia harus beradaptasi dengan budaya dan bahasa yang berbeda.
Imran juga memberikan tips bagi para mahasiswa kedokteran gigi yang ingin mengikuti konferensi internasional. Menurutnya, penting untuk memiliki keterampilan komunikasi yang baik, serta kemampuan untuk bekerja secara mandiri dan beradaptasi dengan lingkungan baru.
Kegiatan Pojok Sharing ini diikuti oleh belasan mahasiswa kedokteran gigi dari berbagai universitas di Indonesia. Mereka terlihat antusias mengikuti materi yang disampaikan oleh Imran.
Kegiatan Pojok Sharing ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para mahasiswa kedokteran gigi, khususnya mahasiswa yang ingin merasakan eksposur secara global.
DIUNGGAH PADA 30 NOVEMBER 2023
EDISI NOVEMBER 2023
BIDANG 1 BEM FKG UH
Sebagai upaya dalam proses implementasi pembelajaran yang efektif, teknik dan metode pengajaran, penggunaan multimedia, serta strategi presentasi yang efektif, pada tanggal 20 November 2023 Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin melaksanakan program pembekalan terhadap instruktur dan pemateri melalui program Training of Trainer (TOT) di Ruang Premolar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin. Adapun program Training OF Trainer ini terdiri atas 2 kegiatan yakni kelas Instruktur dan Kelas Screener, dan pada kegiatan kali ini dilakukan kelas Instruktur dengan materi “Manajemen dan Psikologi Forum” yang dibawakan oleh Muh. Yusuf Aqyla, S.KG dan materi “Falsafah Pengaderan” dibawakan oleh Muh. Fadlan Faisal T. Syarkawi, S.KG
Kegiatan Training Of Trainer diikuti oleh KM yang telah mengikuti Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa Tingkat Menengah dengan harapan Training of Trainer (TOT) hadir sebagai pelatihan bagi orang yang mampu menjadi instruktur dan pemateri yang dapat mengajarkan materi pelatihan tersebut kepada orang lain.
DIUNGGAH PADA 24 NOVEMBER 2023
EDISI NOVEMBER 2023
BIDANG 1 BEM FKG UH
Pada tanggal 10-12 November 2023 yang berlokasi di Ruang Molar dan Premolar FKG UH, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin telah melaksanakan kegiatan Latihan Dasar II dengan tema “Optimalisasi Nilai-Nilai Integritas Wujudkan Kader Responsibilitas dalam Berlembaga”. Kegiatan ini dibuka oleh drg. Acing Habibie Mude, Ph.D., Sp. Pros., Subsp. OGST (K) selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Fadhlan Isnan Makkawaru selaku Ketua Maperwa FKG UH 2022/2023 dan J. Ahmad Fauzan Irwan selaku Kepala Bidang 1 BEM FKG UH yang mewakili ketua BEM FKG UH 2022/2023.
Kegiatan ini merupakan pelatihan lanjutan dari Latihan Dasar I sebagai wadah bagi mahasiswa baru untuk dapat membentuk pemahaman dan kesadarannya akan peran dan fungsinya sebagai seorang mahaisiswa. Kegiatan ini terdiri dari 8 materi, dimulai dari materi Telaah Kritis Kemapanan Fakultas Perspektif Mahasiswa hingga Wawasan Keindonesiaan. Di hari pertama forum sebelum memasuki materi, mahasiswa baru diarahkan untuk olahraga pagi terlebih dahulu mengitari lingkungan kampus Universitas Hasanuddin. Selain pemberian materi, kegiatan ini juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa baru untuk melakukan diskusi bersama mengenai isu nasional saat ini, yaitu “Pelanggaran Kode Etik dan Perilaku oleh Mahkamah Konstitusi”. Setelah mengikuti kegiatan ini, peserta diharapkan dapat beradaptasi dengan lingkungan kampus FKG UH, tumbuhnya semangat bermahasiswa, dan juga dapat terwujud hubungan harmonis antara KM FKG UH dan mahasiswa baru. Selain itu, juga diharapkan dapat terbentuk seorang mahasiswa yang memiliki integritas dan responsibilitas tinggi terhadap kondisi sosial yang ada di masyarakat.
DIUNGGAH PADA 20 NOVEMBER 2023
EDISI NOVEMBER 2023
BIDANG 3 BEM FKG UH
Bedah buku merupakan salah satu kegaiatan membahas kembali isi suatu buku yang ditulis oleh penulis secara ringkas, dan dengan memberikan terkait dengan kekurangan dan kelebihan buku tersebut oleh pemateri yang disimak bersama KM FKG UH.
Kegiatan Bedah Buku telah berlangsung pada Hari Selasa, 31 Oktober 2023 yang dilaksanaka oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin (BEM FKG UH) dengan judul Buku “Bonus Demografi 2030: Menjawab Tantangan serta Peluang Edukasi 4.0 dan Revolusi Bisnis 4.0” karya Astrid Savitri yang dibawakan oleh Abhit Dian Maulana (Ketua Komisi A MAPERWA FKG UH) dan Sitti Zahra Zafira (Bendahara MAPERWA FKG UH) serta dimoderatori oleh Early Firstita (KM FKG UH).
Kegiatan Bedah buku ini membahas tentang berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan kualitas manusia Indonesia melalui integrasi edukasi 4.0 dan Revolusi Bisnis 4.0. Buku ini juga memberikan proyeksi potensi pekerjaan masa depan, mempersiapkan keterampilan dan pendidikan generasi yang akan datang sehingga diharapkan dapat berintegrasi dengan kebutuhan industri 4.0. Indonesia akan memasuki puncak bonus demografi pada 2030 2040. Pada masa itu penduduk usia produktif berusia 15-64 tahun berjumlah lebih banyak dibandingkan penduduk dengan usia tidak produktif. Pertumbuhan penduduk usia produktif diprediksi oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) akan mencapai 64 persen dari total penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa. Melimpah usia produktif bisa menjadi peluang karena dapat menggenjot pertumbuhan ekonomi negara. Sebaliknya, jika besarnya usia produktif tidak dibarengi dengan tersedianya lapangan kerja, hal tersebut justru akan berpotensi meningkatkan jumlah pengangguran dan banyak permasalahan lain.
DIUNGGAH PADA 5 NOVEMBER 2023
EDISI NOVEMBER 2023
BIDANG 2 BEM FKG UH
Bantaeng, 3-5 November 2023 - Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin (FKG UNHAS) kembali menyelenggarakan kegiatan bakti sosial (baksos) yang bertujuan untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat. Tahun ini, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKG UNHAS memimpin serangkaian kegiatan baksos di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.
Tujuan Baksos
BEM FKG UNHAS memiliki komitmen untuk turut serta dalam pembangunan sosial dan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan baksos ini menjadi wujud nyata dari semangat kebersamaan dan gotong royong antar-mahasiswa untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Fokus utama kegiatan ini adalah pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang mencakup pemeriksaan, pencabutan gigi gratis, dan scalling gigi, serta edukasi kesehatan gigi.
Rangkaian Kegiatan
1. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Gratis: Tim mahasiswa kedokteran gigi FKG UNHAS menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang mencakup pemeriksaan gratis, pencabutan gigi gratis, dan scalling gigi. Pemeriksaan melibatkan dokter gigi dan mahasiswa kedokteran gigi yang memberikan konsultasi serta tindakan pencegahan.
2. Edukasi Kesehatan Gigi: Selain pelayanan, kegiatan edukasi juga menjadi fokus utama. Mahasiswa FKG UNHAS memberikan informasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan cara-cara merawat gigi dengan baik. Materi disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat.
Dukungan dari Pihak Eksternal
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari pihak eksternal, termasuk pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, dan sponsor-sponsor lokal. Kolaborasi ini memperkuat sinergi antara mahasiswa FKG UNHAS dan komponen masyarakat dalam menciptakan dampak positif yang lebih besar.
Antusiasme Masyarakat
Antusiasme masyarakat Bantaeng terhadap kegiatan baksos ini sangat tinggi. Ribuan warga memanfaatkankesempatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut gratis, serta berbagai bantuan lainnya. Selain itu, kegiatan edukasi juga mendapat respon positif dari masyarakat yang menyadari pentingnya peran preventif dalam menjaga kesehatan gigi.
Kesimpulan
Baksos BEM FKG UNHAS di Bantaeng tahun 2023 menjadi contoh nyata kepedulian mahasiswa terhadap masyarakat. Melalui serangkaian kegiatan ini, diharapkan dapat terus membangun hubungan positif antara perguruan tinggi dan masyarakat serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan gigi. Semoga kegiatan semacam ini dapat menjadi inspirasi bagi komunitas mahasiswa lainnya untuk turut serta dalam kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat.
DIUNGGAH PADA 10 NOVEMBER 2023
EDISI NOVEMBER 2023
BIDANG 1 BEM FKG UH
Kajian Islam rutin BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) merupakan kegiatan diskusi tentang nilai-nilai Islam, pemahaman terhadap ajaran-ajaran agama, dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Ini dapat mencakup pembahasan kitab suci, perbandingan agama, atau topik-topik relevan lainnya untuk memperkaya pemahaman keagamaan mahasiswa.
Kegiatan ini telah berlangsung pada hari Jumat, 20 Oktober 2023 yang dilaksanakan oleh BEM FKG UH dengan judul Mengimplementasi Sifat As-Shidiq dalam Kehidupan Sehari-Hari yang dibawakan oleh Al Ustad Ihwan Wahid Minu, S.Si., S.Pd.I., M.E dan dimoderatori oleh saudara Muhammad Alief Fhatwan (KM 21)
Materi mengenai implementasi sifat "as-Shidiq" dalam kehidupan sehari-hari membahas konsep kejujuran dan ketulusan. Seseorang yang menerapkan sifat ini akan mengedepankan kejujuran dalam segala aspek komunikasi dan tindakan mereka. Dengan berbicara dan bertindak sesuai dengan kebenaran, individu tersebut menjadi figur yang dapat diandalkan dan terpercaya, membangun dasar kuat untuk hubungan interpersonal dan profesional.
Integritas menjadi poin sentral dalam implementasi sifat "as-Shidiq". Seseorang yang benar-benar menerapkan sifat ini akan menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran tanpa menyembunyikan fakta atau maksud yang sebenarnya. Kesetiaan pada kejujuran dalam segala konteks kehidupan menciptakan fondasi yang kokoh untuk membangun hubungan yang sehat dan berkelanjutan. Dalam konteks keagamaan, penerapan sifat "as-Shidiq" juga menggambarkan keterbukaan terhadap kebenaran dalam pemahaman agama dan keyakinan. Seseorang yang mengintegrasikan sifat ini dalam aspek spiritualnya akan mengedepankan pencarian kebenaran dan ketulusan dalam menjalani ajaran agama secara konsisten dan autentik.
DIUNGGAH PADA 25 OKTOBER 2023
EDISI OKTOBER 2023
BIDANG 3 BEM FKG UH
Tema readers week kali ini adalah “A Book That Changed Your Perspective in Life” yang berisi beberapa judul buku yaitu:
- Sebuah Seni Bersikap Bodo amat - Mark Manson
- Sapiens: Riwayat Singkat Umat Manusia - Yuval Noah Harrari
- Hidup Apa Adanya - Kim Suhyun
- Berani Tidak Disukai - Ichiro Kishimi Dan Fumitake Koga
- Filosofi Teras - Henry Manampiring
Salah satu buku yang sempat di paparkan oleh pemateri yaitu buku “berani tidak disukai” yang mengajarkan kita agar tidak selalu merasa tidak enak terhadap orang lain, Keberanian diukur dari sejauh mana kita berani menjadi diri sendiri tanpa takut tidak disukai oleh orang lain. Jika kita hidup dengan keberanian, kita akan berani mengungkapkan pendapat, berani mengambil tindakan yang benar meskipun tidak populer, dan berani menjadi diri sendiri tanpa harus berusaha mendapat persetujuan dari orang lain. Oleh karena itu, jika seseorang tidak menyukai kita karena kita menjadi diri sendiri, itu bukanlah masalah, karena kita hidup dengan keberanian dan autentisitas. Hal yang bisa kita pelajari adalah pengalaman di masa lalu. Pembaca sempat di tanya tentang apakah dia sudah berani menjadi orang di sukai, dan jawaban dari pembaca “ya!! saya berani tidak disukai. Karena saya tidak dapat memenuhi harapan dan kesukaan semua orang. Tidak mungkin melakukan segala hal dengan sempurna atau selalu membuat semua orang senang. Setiap orang memiliki preferensi dan pendapat yang berbeda, dan tidak mungkin bisa memenuhi semua harapan mereka. Saya lebih memilih untuk menjadi diri sendiri dan mempertahankan integritas, daripada berusaha untuk disukai oleh semua orang dengan melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai saya”.
DIUNGGAH PADA 28 OKTOBER 2023
EDISI OKTOBER 2023
PENULIS: Maulana Ibnu Ramadhan
Gigi berlubang dapat menimbulkan rasa ngilu atau gigi nyeri yang mungkin tidak tertahankan. Selain itu, dalam beberapa kasus juga bisa mengakibatkan komplikasi, mulai dari infeksi, abses gigi, sepsis, hingga gigi tanggal14. Karena itu, penting untuk mengobati sakit gigi berlubang yang paling tepat.
Penyebab Gigi Berlubang
Gigi berlubang dapat terjadi karena kombinasi beberapa faktor, seperti terlalu banyak mengonsumsi asupan yang manis, ngemil yang berlebihan, atau tidak membersihkan gigi secara baik dan benar1.
Perawatan Gigi Berlubang
Perawatan gigi berlubang yang utama adalah ditambal. Namun, keputusan akhir untuk menambal atau mencabut gigi akan bergantung pada evaluasi dan konsultasi dengan dokter gigi14. Berikut adalah beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih antara menambal atau mencabut gigi berlubang:
Ukuran lubang: Jika lubang pada gigi cukup besar, maka dokter gigi mungkin merekomendasikan pencabutan gigi4.
Kondisi gigi: Jika gigi sudah terlalu rusak atau kerusakan sudah mencapai akar gigi, maka dokter gigi mungkin merekomendasikan pencabutan gigi14.
Kesehatan gigi: Jika gigi masih sehat dan hanya mengalami kerusakan kecil, maka dokter gigi mungkin merekomendasikan penambalan gigi2.
Perawatan Saluran Akar
Perawatan saluran akar gigi adalah prosedur medis yang dilakukan untuk menghilangkan bakteri patogen, menghilangkan jaringan yang rusak, dan membantu penyembuhan luka periapial14. Tahapan perawatan saluran akar gigi antara lain:
Pembukaan akses kavitas
Negosiasi (penjajakan) saluran akar menggunakan K-File
Preparasi saluran akar menggunakan alat khusus
Irigasi saluran akar menggunakan bahan kimia atau bahan alami seperti ekstrak lidah buaya dan kitosan cangkang udang
Pengisian saluran akar menggunakan bahan pengisi saluran akar seperti gutta-percha
Restorasi gigi menggunakan bahan restorasi gigi seperti amalgam atau komposit
Perawatan saluran akar gigi dapat gagal karena beberapa faktor seperti bakteri yang menetap, saluran akar yang tidak dibersihkan dan diobturasi dengan baik, penutupan koronal yang tidak tepat, dan lain-lain1. Jika perawatan saluran akar gigi gagal, maka perawatan ulang saluran akar gigi atau retreatment dapat dilakukan6.
REFERENSI
Sari DP, Sari NP. Hubungan Pengetahuan Perawatan Saluran Akar dengan Kepatuhan Pasien Menjalani Perawatan Berulang di Klinik Gigi Poltekkes Tasikmalaya. Jurnal Ilmiah Keperawatan Gigi (JIKG). 2021;3(2):395.
Klikdokter. Gigi Berlubang, Ditambal atau Dicabut? Ini Penjelasan. https://www.klikdokter.com/info-sehat/gigi-mulut/gigi-berlubang-ditambal-atau-dicabut. Published May 5, 2023. Accessed October 29, 2023.
Honestdocs. Perawatan Gigi Berlubang: Tambal Gigi atau Cabut Gigi? https://www.honestdocs.id/perawatan-gigi-berlubang-tambal-cabut. Accessed October 29, 2023.
Hermina Hospitals. Alami Gigi Berlubang, Perlukah Dicabut? https://herminahospitals.com/id/articles/alami-gigi-berlubang-perlukah-dicabut.html. Published September 7, 2023. Accessed October 29, 2023.
Vancouver Style. IDN Times. https://www.idntimes.com/life/education/dwi-wahyu-intani/penulisan-daftar-pustaka-vancouver-c1c2. Published October 21, 2022. Accessed October 29, 2023.
Mediapustaka. Panduan Daftar Pustaka Vancouver. https://www.mediapustaka.id/2021/11/cara-penulisan-vancouver-style.html. Published November 27, 2021. Accessed October 29, 2023.
DIUNGGAH PADA 21 OKTOBER 2023
EDISI OKTOBER 2023
PENULIS: HENGKY SUBIARTO
Mahasiswa adalah sekumpulan manusia intelektual yang belajar diperguruan tinggi yang akan bermetamorfosa menjadi penerus tombak estafet pembangunan di setiap Negara, yang dengan itelegensinya diharapkan bisa mendobrak pilar-pilar kehampaan suatu negara dalam mencari kesempurnaan kehidupan berbangsa dan bernegara, serta secara moril akan dituntut tanggung jawab akdemisnya dalam menghasilkan “buah karya” yang berguna bagi kehidupan lingkungan.
Idealnya, mahasiswa haruslah memiliki sifat yang terpuji karena mahasiswa merupakan generasi penerus yang nantinya akan melanjutkan tongkat estafet pembangunan bangsa. Mahasiswa merupakan kader-kader pemimpim masa depan yang nantinya akan memimpin bangsa. Dengan demikian untuk mendapatkan pemimpin yang berkualitas mahasiswa haruslah memiliki karakter yang baik, sehingga kedepannya dapat memimpin bangsa menjadi lebih baik. Mahasiswa dengan karakter yang baik inilah yang nantinya diharapkan untuk mengubah keadaan bangsa yang semakin memprihatinkan ini menjadi bangsa yang sejahtera dimana semua penduduknya dapat hidup dengan lebih baik lagi.
Mahasiswa berkarakter adalah mahasiswa yang memiliki wawasan kebangsaan biasanya mempunyai kepekaan sosial yang tinggi terhadap permasalahan yang sedang dihadapi oleh bangsa. Tidak hanya peka, tetapi setelah mengetahui masalah yang ada biasanya dia akan melakukan upaya untuk bisa memperbaikinya.
Tugas sebenarnya mahasiswa sebagai Agen of change. Dengan tugas seperti ini, mahasiswa diharapkan mampu mengupayakan bagi perubahan kondisi sosial masyarakat ke arah yang jauh lebih sejahtera Sebagai perumpamaan dalam segi finansial masyarakat, untuk merealisasikan harapannya bagi pengubah masyarakat. Mahasiswa diharapkan sebagai penerus bangsa, saat ini tugas utamanya adalah belajar sebaik mungkin menyerap ilmu dan pengetahuan yang pada saatnya selesai kuliah menjadi lulusan dan sarjana yang memiliki kompetensi yang mampu menjadikan kualitas sumber daya manusia Indonesia semakin baik.
Referensi:
1. Sihombing, L. (2020). Pendidikan dan Karakter Mahasiswa di Perguruan Tinggi. Jurnal Christian Humaniora, 4(1), 104-112.
2. Najirah, C., Nugraha, D., & Saleh, M. (2021). Kegelisahan Mahasiswa Dengan Kondisi Lapangan Kerja. Center of Knowledge: Jurnal Pendidikan Dan Pengabdian Masyarakat, 41-47.
DIUNGGAH PADA 19 OKTOBER 2023
EDISI OKTOBER 2023
PENULIS: ADELINE PAYUNG ALLO
KABID 3 BEM FKG UH
Mahasiswa kesehatan memiliki peran penting dalam era Society 5.0, yang menekankan integrasi teknologi canggih dengan kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Peran mahasiswa kesehatan di era ini meliputi:
1. Pengembangan Teknologi Kesehatan: Mahasiswa kesehatan dapat berperan dalam pengembangan teknologi kesehatan yang inovatif, seperti aplikasi mobile untuk pemantauan kesehatan, alat-alat medis canggih, dan solusi e-health.
2. Implementasi AI dalam Diagnostik: Mahasiswa dapat belajar dan menerapkan kecerdasan buatan (AI) untuk membantu dalam diagnosis penyakit, analisis data medis, dan peramalan wabah penyakit.
3. Edukasi Kesehatan Digital: Mahasiswa dapat menjadi sumber informasi kesehatan digital yang akurat dan dapat dipercaya bagi masyarakat, membantu mereka memahami cara menggunakan teknologi untuk menjaga kesehatan mereka.
4. Keterlibatan dalam Kesehatan Masyarakat: Mahasiswa dapat terlibat dalam proyek-proyek kesehatan masyarakat yang menggunakan data dan teknologi untuk meningkatkan perawatan kesehatan di komunitas.
5. Eksplorasi Etika Teknologi Kesehatan: Mempelajari dan mengembangkan pemahaman tentang etika dalam penggunaan teknologi kesehatan, seperti privasi data pasien dan keamanan informasi kesehatan.
Referensi:
1. Schwab, K. (2016). The Fourth Industrial Revolution. World Economic Forum.
2. Ochieng, B. M., Kimani, S., & Muteshi, J. K. (2021). The Role of Technology in Enhancing Healthcare in Society 5.0. In Proceedings of the International Conference on Industrial Engineering and Operations Management (IEOM) (pp. 1-7).
DIUNGGAH PADA 30 SEPTEMBER 2023
EDISI SEPTEMBER 2023
BIDANG 1 BEM FKG UH
Pada jumat, 8 september 2023 Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran gigi universitas Hasanuddin kembali melaksanakan program kerjanya yaitu Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa tingkat dasar atau LKMMTD batch pertama dengan tema “Aktualisasi Nilai Berlembaga Wujudkan Kader Intelektual dan Progressif ” Kegiatan ini dilaksanakan 3 hari di ruangan premolar FKG UH dan diikuti oleh Keluarga Mahasiswa angkatan 2021 dan 2022.
Sebelum memasuki forum terlebih dahulu di lakukan screening untuk menseleksi calon peserta, jumlah calon peserta yang mendaftar adalah 103 orang KM. Screening dilakukan 5 hari dengan 3 dimensi materi yang harus dikuasai oleh calon peserta, pada tanggal 6 september kelulusan calon peserta di umumkan di Instagram @lkmmtd_fkg_unhas dengan jumlah KM yang lulus ada 50 orang dan 9 orang KM yang lulus bersyarat. Setelah forum materi, akan diadakan RTL atau rencana tindak lanjut dengan konsep mengkritisi lembaga kemahasiswaan lingkup KM FKG UNHAS.
Kegiatan Forum dibuka langsung oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin drg. Acing Habibie Mude, Ph.D. Sp.Pros.
Dengan ada kegiatan ini diharapkan mahasiswa dapat menjadi individu yang lebih terorganisir, percaya diri, dan siap menghadapi berbagai tantangan di dunia pendidikan dan masa depannya. Selain itu, kegiatan ini juga akan mendukung tercapainya tujuan perguruan tinggi dalam memberntuk generasi penerus yang berkompeten dan berintergritas
DIUNGGAH PADA 28 SEPTEMBER 2023
EDISI SEPTEMBER 2023
BIDANG 2 BEM FKG UH
Pada hari Senin, tepatnya tanggal 28 Agustus 2023 Teamwork dari salah-satu Program Kerja Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universiatas Hasanuddin (BEM FKG Unhas), Ruang dialektika melaksanakan kajian internal perdananya. Kajian yang berlangsung dari sore hari hingga pukul 20.00 WITA dengan selingan ISHOMA dihadiri sekitar lima puluh Anggota Keluarga Mahasiswa FKG-UH.
Kajian internal yang dilaksanakan di Ruang Maperwa FKG-UH difasilitasi oleh total lima pemateri yang membawakan masing-masing satu isu untuk dipaparkan dan selanjutnya akan diberi kesempatan untuk beberapa peserta menanggapi hingga menganalisis kronologi isu tertentu. Berikut adalah lima isu yang didiskusikan : (1) Banyaknya Bacaleg dari kalangan artis, layakkah untuk dipilih sebagai wakil rakyat (Pemateri : Muh. Dawai Kinansakti), (2) China Mendeteksi Kematian Pertama Flu Burung H3N8 (Pemateri : M. Roihan Ulum), (3) Indonesia Naik Menjadi Negara Menengah ke Atas, Akankah Kemiskinan Selesai Di Indonesia (Pemateri : Asad Faiq B.), (4) Biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) Unhas Mengalami Kenaikan (Pemateri : Muh. Aswat), dan (5) Penolakan Penggusuran Workshop Area Pintu Nol.
Mulai dari pembahasan isu pertama, banyak peserta sudah interaktif menyampaikan Pro-Kontra nya. Adapun tanggapan dari M. Arifin Rianto selaku Ketua BEM FKG-UH mengenai Layak-tidaknya selebritis menduduki lembaga legislasi, “Sampai sekarang kita belum mengetahui atas dasar apa sebenarnya artis dan selebritis ini terjun di tingkat DPRD sampai dengan nasional. Tapi jika cari tahu lebih lanjut, artis dan selebritis yang mencalonkan ini ialah mereka yang dulunya orang-orang dengan ekonomi golongan menengah kebawah. Ditambah lagi justru artis-artis inilah yang paling dekat dengan rakyat jika dlihat dari aspek keberadaannya di atas panggung dan sebagainya.” Ditambahkan pula salah satu peserta, “Karena Indonesia ialah negara demokrasi maka hak untuk dipilih dan memilih itu dimiliki oleh semua masyarakat. Namun yang menjadi permasalahan apabila selebritis ini justru memiliki suara yang dominan tanpa ada niat menegakkan ideologi.”
Pertanyaan-pertanyaan kritis-perdebatan antar peserta mulai bermunculan. Tidak berhenti disitu, peserta juga mengemukakan penilaiannya terhadap penulisan isu baik dari segi penggunaan diksi kata hingga struktur topik tambahan yang perlu disangkut-pautkan untuk memperluas jangkauan pengkajian. Hal ini secara tidak langsung menjadi bahan evaluasi untuk pelaksanaan kajian selanjutnya dengan topik-topik terbaru. “Ada baiknya sebagai permulaan, kita memfokuskan isu yang terjadi di sekitaran Provinsi Sulawesi Selatan atau cakupan wilayah Kota Makassar, yang dimana secara langsung memengaruhi kehidupan sehari-hari kita. Serta setidaknya mempermudah untuk pencarian solusinya.”
Salah satu Teamwork menyatakan harapan ruangan dialektika dijalankan agar Keluarga Mahasiswa FKG-UH diberi ruang untuk mengkaji isu-isu internal dan eksternal sebagai sarana menunjukkan sikap yang semestinya sebagai mahasiswa terhadap isu-isu terbaru hingga menemukan solusi sebagai output-nya.
DIUNGGAH PADA 28 SEPTEMBER 2023
EDISI SEPTEMBER 2023