Revolusi industri adalah perubahan besar terhadap cara manusia dalammengolah sumber daya dan memproduksi barang. Perubahan besar initercatat sudah terjadi tiga kali dan saat ini kita sedang mengalami revolusiindustri yang keempat. Oleh karena itu, Badan Eksekutif MahasiswaFakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin (BEM FKG Unhas) kembali melaksanakan salah satu program kerjanya, yaitu bedah buku. Bedah bukukali ini berjudul “Revolusi Industri 4.0” yang dibawakan oleh Muhammad Izzah Abdillah.
Kegiatan ini telah dilaksanakan pada hari Selasa, 17 September 2019 bertempat di Ruang Premolar FKG Unhas dengan jumlah peserta 59 orangyang terdiri dari Keluarga Mahasiswa Angkatan 2016, 2017, dan 2018.Menurut pemateri, Izzah Abdillah, alasan memilih buku karangan Astrid Safitri ini karena adanya dampak perkembangan teknologi dari revolusiindustri 4.0 yang berimbas kepada seluruh sektor industri dan aspekkehidupan tak terkecuali dunia pendidikan dokter gigi serta pelayanankesehatan gigi itu sendiri. Teknologi yang ada saat ini sangat berpotensimenopang inovasi di bidang kedokteran gigi. “Saya merasa pentinguntukberbagi hal ini agar kita rakyat Indonesia khususnya mahasiswa bisalebih sadar akan kemajuan teknologi dunia saat ini sehingga ada dorongandalam diri kita untuk mengejar ketertinggalan negeri kita, dalam (hal) berbenah dengan orientasi perbaikan peradaban bangsa, atas negeri lainnya,” jelas Izzah.
Menurut salah seorang peserta, Maulfi Amanda, berdasarkan penjelasanpemateri, ia dapat menyimpulkan bahwa revolusi industri memiliki dampakpositif, yaitu mempermudah manusia dalam melakukan sesuatu. “Jadi, waktu kita lebih efisien dalam melakukan pekerjaan, contohnya seperti jikadulu kita ingin memberi pesan harus melalui surat yang diantarkan oleh kurirsehingga membutuhkan waktu berhari-hari hingga suratnya sampai ketujuan, tetapi sekarang sudah ada email sehingga kita bisa mengirim pesansecara cepat dalam hitungan menit dengan biaya yang lebih murah,” tuturnya.
Akan tetapi, dibalik kemudahan yang ditawarkan, kenyataannya revolusiindustri ini tidak selalu menimbulkan dampak positif. Revolusi industrikedepannya akan mengurangi keterampilan manusia karena semua sudahdigantikan oleh teknologi yang justru membuat manusia menjadi malas, kehilangan pekerjaan dan tentunya meningkatkan polusi. “Isi bukunya sangat bagus, informatif disertai dengan ulasan-ulasan spesifiksehingga kita bisa menggali informasi lebih banyak yang mana sebelumnyakita hanya tahu kalau revolusi industri ini memudahan, (namun) ternyatasangat memiliki kekurangan dari berbagai sudut pandang,” tambah Maulfi.
Penulis: Beatriz Tresna
Kegiatan bedah buku merupakan salah satu program kerja BEM FKG Unhas dengan tujuan meningkatkan daya kritis mahasiswa FKG Unhas dan sebagai salah satu cara efektif untuk menyampaikan pemikiran penulis atau pengarang buku. Dengan kegiatan bedah buku, proses pentransferan informasi dan pengetahuan yang ada dalam suatu buku bisa tersampaikan dengan baik kepada audiens yang hadir. Oleh karena itu, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin (BEM FKG Unhas) menggelar kegiatan bedah buku yang berjudul “Orang Miskin Dilarang Sakit” yang dibawakan oleh Muhammad Ihsan.
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis lalu (12/09) di Ruang Premolar FKG Unhas dengan jumlah peserta 70 orang yang berasal dari Keluarga Mahasiswa FKG Unhas angkatan 2016, 2017 dan 2018. Pemateri, Muhammad Ihsan, menerangkan alasan memilih buku karangan Eko Prasetyo sebagai tema bedah buku kali ini. Menurut Ihsan, alasan memilih buku tersebut dikarenakan melihat kondisi yang ada, yaitu Fakultas Kedokteran Gigi merupakan pencipta calon tenaga kesehatan di masa depan dan buku tersebut merupakan refleksi tentang sistem dan fasilitas kesehatan yang ada saat ini yang masih sulit dijangkau oleh rakyat.
Buku ini berisi sindiran halus kepada pihak terkait mengenai sistem kesehatan yang tidak adil dan diskriminatif terhadap masyarakat dengan ekonomi rendah. Adanya penyakit justru membuat banyak pihak yang terkait mendapat untung. Ditambah meningkatnya biaya obat dan rumah sakit tanpa adanya kontrol. “Jadi saya harapkan dengan (bedah buku) ini dapat membuka pandangan mahasiswa FKG tentang fasilitas kesehatan yang harusnya dijadikan institusi sosial bukan malahan diprivatisasi dan komersialisasi oleh berbagai pihak,” kata Ihsan.
Penulis: Beatriz Tresna
Pada Jumat, 9 Agustus 2019, Sivitas Akademika Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin menyambut kedatangan Mahasiswa Baru di Kampus Merah. Kegiatan ini merupakan Program Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) yang dirangkaikan dengan salah satu program kerja Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin (BEM FKG Unhas), yaitu Sosialisasi Almamater (SA).
Kegiatan PKKMB dan SA secara resmi dibuka oleh Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin, drg. Muhammad Ruslin, M.Kes, Ph.D, Sp.BM(K), dengan pengguntingan pita yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian nama kepada angkatan 2019, yaitu “ALVEOLAR (Aktivis Literasi Bangsa Untuk Orientasi Intelektual KM FKG Unhas)”. Selain itu, dilakukan pemakaian almameter dan name tag kepada mahasiswa baru sebagai bentuk penerimaan secara simbolis.
Kegiatan Sosialisasi Almamater dilaksanakan selama 3(tiga) hari dan diikuti oleh 121 mahasiswa baru, baik dari kelas regular maupun kelas internasional dengan mengusung tema yang diambil dari kepanjangan nama angkatan 2019, yaitu “Aktivis Literasi Bangsa Untuk Orientasi Intelektual KM FKG Unhas”. Kegiatan ini wajib diikuti oleh Mahasiswa Baru yang bertujuan untuk memperkenalkan dan mempersiapkan mahasiswa baru dalam proses transisi menjadi mahasiswa. Kegiatan ini diisi dengan berbagai materi kemahasiswaan dan kebijakan kampus sehingga dapat menjadi bekal untuk mendukung keberhasilan studi yang ditempuh di perguruan tinggi ini.
Segenap Keluarga Mahasiswa FKG Unhas mengucapkan Selamat Datang Mahasiswa Baru 2019, Selamat Berproses. Panjang umur perjuangan!
Penulis: Beatriz Tresna, Editor: Sasmita Arief